Kata pepatah "Travel is the only thing you buy, that makes you richer" itu benar adanya, bukan mitos. Definisi kaya bagi setiap orang gak selalu sama. Kaya gak melulu soal uang. Bagi sebagian orang mungkin pengalaman, waktu, dan memori adalah harta yang gak bisa dibeli dengan uang.
Travelling bisa buat kita kaya pengalaman, kaya pengetahuan, dan kaya teman. Tapi kalau travelling bisa buat kita kaya harta, kayaknya gak juga. Karena setiap kali gue balik dari aktivitas travelling, yang ada jatuh miskin. Hahaha
Well, travelling may not be the way to grow of money in you bank account, but it absolutely make you grow as a person. #Cieeeh
Pengalaman makin banyak udah pasti dibandingkan orang yang gak pernah kemana-mana. Pengetahuan juga akan bertambah jika kita mau belajar, contohnya kayak pas gue mau ke Korea mau gak mau gue belajar tulisan Hangeul biar gak nyasar. Kebukti kan pengetahuan berbahasa gue jadi nambah walaupun gak banyak-banyak amat sih. Apalagi kalau kita ngobrol dengan berbagai orang yang kita temui, akan banyak sekali input positive yang kita dapat. Yang jelas mind set kita jadi semakin berkembang dan terbuka. Dunia itu luas sob..
Terus kenapa orang-orang bisa mikir orang yang doyan travelling itu pada berduit semua?
Gini deh ya..
Misalkan contoh nyata salah satu teman Gue (sebut saja Isyana). Dia travelling ngabisin dana sekitar 3 juta rupiah. Teman sepermainannya (sebut saja Munaroh) yang hampir gak pernah travelling, nyinyirin si Isyana 'ih kamu duitnya gak abis2 ya jalan-jalan melulu'. Tapi setelah ditelaah, si Munaroh itu baru aja beli iPhone 6. Sementara si Isyana yang doyan travelling cuma pakai hp smartphone biasa yang harganya gak lebih dari 2 juta dan itupun hp keluaran lama yang udah dia miliki dari beberapa tahun lalu. Kalau dilihat dari jumlah hartanya, lebih banyak duit si Munaroh, kan?
Tapi nyatanya siapa yang lebih cenderung kelihatan kaya? Si Isyana yang hanya menghabiskan dana 3 juta tiap kali travelling tapi bisa rutin hampir setahun 4x, atau si Munaroh yang baru aja beli iPhone 6 dengan harga 12jutaan (abis ngecek di bursa hengpong)? Tergantung darimana perspektif kita.
Rata-rata teman kita apalagi yang aktif di media social, lebih 'ngeh' sama siapa teman yang abis kemana daripada siapa teman yang abis beli hp apa. Kalau gak percaya sok atuh dicek tanya satu-satu ke teman sekitar.
Travelling bukan buat ajang show off ke orang lain. Kita bisa travelling kemanapun atas dasar pilihan. Sekarang tergantung ke diri kita masing-masing. Duitnya mau dipakai untuk travelling atau beli gadget?
Setiap orang punya skala prioritas. Kalo lo lebih suka menghabiskan duit lo untuk beli gadget keluaran terbaru ya silahkan, Gue pribadi sih prefer dipakai buat beli tiket pesawat dan dialokasikan untuk budget travelling. Bukan berarti gak mau punya henpong bagus. Mau sih mau donk, tapi kalau gue lebih rela punya hp yang biasa-biasa aja tapi bisa jalan kemanapun yang gue mau. Bagi gue, fungsi hp yang penting bisa buat telpon, sms, dan internetan. Jadi kalau ada yang punya uang lebih dan dipakai untuk beli hp dengan harga belasan juta dan rela gak bisa jalan-jalan, ya itu sih hak mereka. Kan uang mereka, bukan uang gue..
Gini deh ya..
Misalkan contoh nyata salah satu teman Gue (sebut saja Isyana). Dia travelling ngabisin dana sekitar 3 juta rupiah. Teman sepermainannya (sebut saja Munaroh) yang hampir gak pernah travelling, nyinyirin si Isyana 'ih kamu duitnya gak abis2 ya jalan-jalan melulu'. Tapi setelah ditelaah, si Munaroh itu baru aja beli iPhone 6. Sementara si Isyana yang doyan travelling cuma pakai hp smartphone biasa yang harganya gak lebih dari 2 juta dan itupun hp keluaran lama yang udah dia miliki dari beberapa tahun lalu. Kalau dilihat dari jumlah hartanya, lebih banyak duit si Munaroh, kan?
Tapi nyatanya siapa yang lebih cenderung kelihatan kaya? Si Isyana yang hanya menghabiskan dana 3 juta tiap kali travelling tapi bisa rutin hampir setahun 4x, atau si Munaroh yang baru aja beli iPhone 6 dengan harga 12jutaan (abis ngecek di bursa hengpong)? Tergantung darimana perspektif kita.
Rata-rata teman kita apalagi yang aktif di media social, lebih 'ngeh' sama siapa teman yang abis kemana daripada siapa teman yang abis beli hp apa. Kalau gak percaya sok atuh dicek tanya satu-satu ke teman sekitar.
Travelling bukan buat ajang show off ke orang lain. Kita bisa travelling kemanapun atas dasar pilihan. Sekarang tergantung ke diri kita masing-masing. Duitnya mau dipakai untuk travelling atau beli gadget?
Setiap orang punya skala prioritas. Kalo lo lebih suka menghabiskan duit lo untuk beli gadget keluaran terbaru ya silahkan, Gue pribadi sih prefer dipakai buat beli tiket pesawat dan dialokasikan untuk budget travelling. Bukan berarti gak mau punya henpong bagus. Mau sih mau donk, tapi kalau gue lebih rela punya hp yang biasa-biasa aja tapi bisa jalan kemanapun yang gue mau. Bagi gue, fungsi hp yang penting bisa buat telpon, sms, dan internetan. Jadi kalau ada yang punya uang lebih dan dipakai untuk beli hp dengan harga belasan juta dan rela gak bisa jalan-jalan, ya itu sih hak mereka. Kan uang mereka, bukan uang gue..
Udah ngerti kan maksud gue apa? #SambilAsahGolok
Selama ini orang tahu sisi enaknya aja dari para pecinta travelling. Mereka gak tahu seberapa berat perjuangan kita untuk bisa sampai ke sana. Karena gak semua orang harus tahu detail perjalanannya. Gue pun memberlakukan seperti itu untuk hidup gue terutama account socmed Gue, kecuali blog ini. Yang gue posting di path atau instagram ya foto yang bagus lah. Tapi bagi yang udah pernah baca cerita-cerita perjalanan Gue di blog ini pasti tahu segembel apa gue di saat lagi ngetrip.
Kebanyakan yang gue dengar selama ini dari teman-teman ataupun saudara cuma cibiran, sindiran, bahkan negative judgement. Padahal yang kita lakuin ini positif, gak merugikan orang lain, pakai duit sendiri pula (bukan duit bapak lo!), apalagi nyuri. Idih amit-amit deh.
Dampaknya apa selain yang gue sebut di atas?
Pengalaman pribadi, sebagian keluarga besar gue yang udah tahu kalau intensitas jalan-jalan gue lumayan sering, main langsung ngecap gue banyak duit dan ujung-ujungnya minjem duit. Yaelah masa harus gue ceritain ke semua orang bagaimana prosesnya keluar masuk uang di dompet gue..
Kalau teman gue ceritanya lain lagi. Suatu hari dia pergi kondangan bareng mamanya. Bagi cewek umur 25-an lazim ditanyain 'kapan nyusul?' sama orang-orang yang kita temui di kondangan tersebut, kan? Begitu sampai rumah, teman gue itu langsung diceramahin mamanya dan yang paling menohok adalah "Udah gak usah jalan-jalan terus nanti cowok-cowok makin gak berani deketin karena nyangkain kamu banyak duit jadi ketinggian untuk digapai". #JLEB
Kalau sampai ada cowok yang beranggapan seperti itu sih norak menurut gue. Justru cewek yang doyan travelling itu paling gampang diajak susah. Gak percaya? Makanya jangan main di kandang aja, bang..
Sekarang kalau ada
yang nantangin, kalau lo dikasih duit 1juta, bisa kemana aja dan dapat
apa aja hayo?
Sebagian mungkin beranggapan gak akan cukup uang segitu banyak untuk jalan-jalan. Tapi bagi sebagian orang yang udah tahu seni nya travelling, uang segitu cukup banyak untuk ke sana ke mari mencari alamat deng deng. Tergantung bagaimana kita manage uangnya, dan pintar-pintar pilih destinasinya.
Salah satu kunci supaya bisa kelihatan huwow
saat travelling adalah flashpacking. Gue termasuk orang yang menyukai gaya
berpergian seperti ini. I'm an experience seeker, tapi budget ngepas. Jadi untuk
bisa merasakan Top Things to do di suatu destinasi yang belum tentu murah,
harus ada yang Gue korbankan.
Gue selalu pakai maskapai murah karena keterbatasan dana tentunya dan biasanya maskapai seperti itu gak include bagasi. Jadi gue mengakalinya dengan patungan beli bagasi dengan teman seperjalanan. Gue beli bagasi yang 20kg atas nama salah satu dari kita dan biayanya dibagi jadi 2. Otomatis jatah barang bawaan yang gue bawa juga cuma 10kg, kan? Sisanya gue bawa ke kabin.
Gue juga bela-belain bawa perbekalan makanan sebanyak mungkin demi menghemat budget. Gue hanya menganggarkan sesekali untuk makan di luar, supaya tetap bisa merasakan pengalaman bagaimana rasanya makanan lokal. Gue puasa hampir tiap hari. Kalau orang-orang mah puasa cuma Senin dan Kamis, kalau gue bisa Senin sampai Kamis. Orang-orang mikirnya gue lagi diet, padahal lagi program penghematan. Lumayan hitung-hitung dapat pahala, diet juga, dan hemat karena kalau puasa gue gak biasa sahur jadi cuma makan sehari sekali. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. #Ngeles
Gue juga bela-belain bawa perbekalan makanan sebanyak mungkin demi menghemat budget. Gue hanya menganggarkan sesekali untuk makan di luar, supaya tetap bisa merasakan pengalaman bagaimana rasanya makanan lokal. Gue puasa hampir tiap hari. Kalau orang-orang mah puasa cuma Senin dan Kamis, kalau gue bisa Senin sampai Kamis. Orang-orang mikirnya gue lagi diet, padahal lagi program penghematan. Lumayan hitung-hitung dapat pahala, diet juga, dan hemat karena kalau puasa gue gak biasa sahur jadi cuma makan sehari sekali. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. #Ngeles
Tapi gak asal sembarang jalan-jalan loh yang bisa buat kita
terlihat lebih kaya daripada orang pada umumnya. Salah satu kuncinya adalah
hasil foto selama travelling. Gue sudah membuktikannya sendiri. Manusia lebih
terhibur secara visual. Foto bisa menyimpan berjuta makna. Meskipun skill gue
juga masih jauuuuh banget di bawah rata-rata, at least gue berusaha untuk menangkap
foto real seperti aslinya. Seperti saat Gue ke Korea deh contohnya. Saat orang
melihat foto-foto Gue di Korea Selatan, Gue berusaha mengantarkan pesan 'seperti
ini loh aslinya Korea' kepada orang-orang yang belum pernah ke sana. Sehingga
mereka jadi tahu seperti apa rasanya di sana.
Belajar dari pengalaman dan kata salah satu travel blogger terkenal
di Indonesia. Intinya seperti ini, akan sangat disayangkan kalau kita sudah
jauh-jauh ke Raja Ampat tapi begitu kita mengabadikannya dalam sebuah foto,
orang-orang malah mengira foto tersebut ada di Kepulauan Seribu. Bukan berarti
Gue mengecilkan keindahan alam Kepulauan Seribu. Bukan begitu buibu. Tapi pasti sakit
deh rasanya kalau sampai ada orang yang komen seperti itu. Jangan sampai udah
jauh-jauh ke Finland, malah disangka orang lagi foto di Ice World Bekasi. Kalau
bisa malah sebaliknya, kita foto-foto di Ice World Bekasi tapi orang mengira
kita lagi di Finland. Makanya gak usah muluk-muluk deh, udah bisa ambil foto
yang sesuai dengan keadaan real nya aja udah syukur. T.T
Gak perlu kamera mahal kok yang penting mengerti bagaimana cara ngambil foto yang proposional aja udah cukup. Percaya deh, foto yang bagus menunjukkan seberapa keren perjalanan
kita. Meskipun kenyataannya gak sekeren hasil jepretannya. Hiks Hiks #NangisGulingGulingan
Jadi sebenarnya apa aja sih yang harus dilakukan biar bisa travelling dan berhemat tapi kelihatan gak gembel-gembel amat. Let's check these out! #Tring #KedipManja
- Menabunglah karena lo bukan simpenan om-om. Gak ada yang murni free di dunia ini, gaes! Semua butuh pengorbanan. Kurangilah nongkrong hedon di kafe-kafe hits ibukota, nontonlah dvd gocengan di rumah ketimbang nonton bioskop, dan hindari naik taksi dari dapur ke kamar mandi. Lain cerita kalau tiba-tiba rumah lo kedatangan Helmy Yahya buat bagi-bagi uang kaget ya..
- Jangan gampang tergoda diskon belanja. Khusus bagi kaum hawa nih, sekali lagi gue ingatkan. Kalau ada musim sale dimana-mana, pasang kacamata kuda. Ingat, hal indah menantimu... Gue pernah 'puasa' beli baju, sepatu, dan tas selama setahun demi liburan impian. #NangisDiBawahShower
- Jangan terbawa arus trend masa kini. Salah satunya ya contoh trend hengpong. Lihat deh Ipon dan semsang, mereka hampir tiap tahun keluarin hp model baru. Ingat, kalian bukan Nia Ramadhani apalagi simpenan om-om yang bisa gonta-ganti henpong udah macam ganti sempak. Ingatlah bahwa prioritas duit lo itu untuk travelling. #Tring
- Bawa bekal makanan sebanyak mungkin. Meskipun cuma buat menghemat 100ribu untuk jatah makan sehari, tapi harga segitu bisa dialokasikan untuk hal yang lebih berguna. Toh, usus lo gak se-selektif itu kok seperti mencari jodoh untuk mencerna makanan. Prinsipnya, yang penting sehat, kenyang, bisa dibokerin dalam waktu 24 jam ke depan. Sesekali bolehlah nyobain makanan lokal juga, tapi gak lebih dari 50% total frekuensi makan lo.
- Kalau punya teman atau saudara yang tinggal di daerah tujuan, manfaatkanlah! I mean in a good way. Hubungi mereka, tanyain kabar, basa-basi, lalu tanyakan apakah mereka bersedia menampung lo selama di sana. Lumayan loh menginap gratis. Porsi untuk biaya akomodasi itu bisa 60% sendiri loh dari total biaya jalan-jalannya.
Pesan gue hanya satu, bertemanlah dengan Google. There's no nothing on internet, babe!
#IyaMah #CurhatDonkMah
Btw, yang suka ngaku-ngaku traveller dan pecinta alam, jangan lupa buang sampah pada tempatnya dan patuhi aturan setempat. Biar gak kelihatan udik dan norak. Karena gak ada orang berpendidikan dan well-manered yang suka buang sampah sembarangan. Oke BHAY!
Happy Travelling,
Rizka Nidy
FOLLOW ME HERE
13 Comments
bener banget! gw pernah dinyinyirin sama temen sama keluarga juga. katanya duit gw ada mulu, padahal selama ini ga tau aja duit hasil travelling itu hasil dari beli tiket ngutang pake cc, trus menjelang hari H berangkat beneran harus extra nabung buat nanti. Trus jalan-jalannya juga bukan yang hedon alias backpacker, Tapi itu jauh lebih nikmat buat gw. Biarpun hidup ngirit alias nabung yang penting puasss dan dapet kesenangan tersendiri yang mungkin orang yg ga pernah travelling atau ga suka travelling ga bisa rasain. #jadicurhat hahaha
ReplyDeleteNAH INI...tos dulu lah kita!!!
DeletePenderitaan berujung kepuasan batin ya maaak... T.T
para flashpacker sama yaaa problem yaa. social judgement in negative way TT
ReplyDeletenyinyir dan sirik beda tipis sih ya fa.. T.T
DeleteHaizz, keren amat postingannya.. tepat sasaran dan semuanya sama seperti yang aku alami... Bakalan menjadi tempat aku membaca deh blog ini... aku suka abiz...
ReplyDeleteSharing yang bagus dan membangun..
Salam kenal,
www.ranselahok.com
@ranselahok
Makasih banyak udah mampir...
ReplyDeleteSalam kenal juga ^^
Suka bgt sama tulisannya mbak, iyap bener banget mbak, pasti ada aja temen atau sodara yg nyinyir, aku malah ortu mba, tp pas diajak eh malah mau ikut juga, haha hadeuh,,
ReplyDeleteAku suka bgt baca blognya mba, apalagi trip yg ke Korea, aku rencananya bln depan mau kesana mba, tulisan mba membantu bgt, makasih ya mba ☺☺
Kita senasib ya... :')
DeleteMakasih ya mba Shinta udah mampir ke sini. Woaaah pas spring donk ya, seru banget tu pasti. Mau lihat festival canola gak pas di sana?
Maaf mba so long br dbls lg,, 😊😊,,
DeleteIyah mba pas spring, mau lyat cherry blossom tp gak kekejar waktunya mba T-T,,
hoalah aku baru tau ada festival canola juga ya disana,, semoga suatu hr nanti bisa kesana lg mba,, :))
Ka, izin screen capture trs posting di ig yaa. Ini aku juga ngalamin banget! Biar orang tau, gimana suka dukanya flashpacker hihi
ReplyDeleteHallo Ani...
DeleteIni yang kemaren di instagram ya? Hihihi baru lihat komennya di sini...
Terima kasih udah mampir ya... :D
Take a note banget sama paragraf yang terakhir. Itu pula yang bikin greget :))) pingin gigitin tangan" nakal yg suka buang sampah sembarangan -_-
ReplyDeleteEh kak, mau nanya niihhhh
Itu ngeditnya pake apa yah? Bagi" lah ilmunya xD
Bikin gemes kaan kalau lagi ke pulau apa, eh di sudut pulaunya ada genangan sampah banyak banget. :(
DeleteEdit foto yang pakai tulisan? Biasanya aku pakai phonto atau snapseed. Kalau edit foto (filter dll), selalu pakai snapseed & vsco aja.
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!