Mewujudkan Intimate Wedding di Bogor

Setiap wanita pasti punya pernikahan impiannya. Begitu juga dengan gue. Namun kalau ditanya seperti apakah pernikahan impian versi gue di kala umur 25 dan di umur sekarang yaitu 36 tahun, pasti berbeda.

intimate wedding di bogor

Ada yang ingin dirayakan semeriah mungkin, ada yang hanya ingin dirayakan secara sederhana, bahkan ada pula yang mengingingkan di KUA saja.


Kenapa Memilih Intimate Wedding?

Tahun 2019, adik bungsu gue terlebih dulu menikah. Pernikahannya dirayakan secara meriah di salah satu hotel di Bogor, lokasinya dekat sekali dengan Kebun Raya Bogor. Biaya yang dikeluarkan tentu saja tidak sedikit.


Namun bukan karena masalah biaya saja yang membuat gue jadi mengubah standar pernikahan impian gue. Tapi drama sebelum dan setelah pernikahannya yang membuat gue memutuskan untuk, "Pokoknya kalau Ayu nikah nanti nggak mau diramein". Begitulah yang selalu gue ucapkan ke kedua orangtua.


Teman-teman terdekat gue sudah hapal dengan keinginan gue yang satu ini, bahkan jauh sebelum calonnya ada.


Pertama, gue termasuk introvert, parah. Pusing kalau lihat orang terlalu banyak. Apalagi kebanyakan tamu yang datang pun nggak gue kenal, level anxiety gue bakal meningkat tajam. Kedua, saat itu ada drama saudara jauh yang mendadak datang dari kampung tanpa mengabari. Sudah pasti biaya penginapan dan ongkos dia pulang lagi ke kampung pun minta ke keluarga gue. Banyak biaya tak terduga yang membuat gue memikirkan jauh soal ini. Ketiga, ya apalagi kalau sayang uangnya. Lebih baik fokus ke bagaimana life after married. Gue melihat bukan hanya pasangan yang menikah saja yang bisa stres, tapi keluarganya pun juga bisa ikutan stres.

 

intimate wedding di bogor

Kembali lagi, balik ke preferensi masing-masing. Pasti ada juga kok wanita seumuran gue yang belum menikah dan mau dimeriahkan saat menikah nanti. Namun kalau kalian bertanya mengenai pilihan gue, maka gue akan memilih konsep intimate wedding, di mana hanya ada keluarga inti saja yang hadir dan beberapa teman terdekat.


Bukan berarti teman-teman atau keluarga yang tidak diundang ini sudah tidak gue anggap teman atau keluarga lagi, ya. Tapi balik lagi, gue tidak mau memaksakan diri dengan mengundang banyak tamu hanya untuk menyenangkan semua orang. Kebahagiaan gue, pasangan, dan keluarga intilah yang selalu jadi prioritas gue.


Sederhananya gini, budget kalian kurang dari Rp. 50Juta untuk membuat sebuah pernikahan. Pilihannya hanya dirayakan dengan standar hajatan pernikahan di rumah dan bisa mengundang banyak orang atau di venue tertentu, pakai catering dan dekor yang proper, tapi hanya bisa mengundang sedikit orang. Menurut gue nggak ada yang salah dengan dua pilihan tersebut.


Kalau yang ditanya itu adalah gue, gue akan memilih pilihan kedua. I prefer quality over quantity. Gue nggak mau menyusahkan banyak orang dan melibatkan banyak orang. Semakin banyak tangan, menurut gue akan semakin ribet. Bahkan tadinya hanya mau syukuran makan-makan biasa saja di restoran setelah urusan KUA selesai. Tapi kan kita tinggal di Indonesia ya. Kebetulan gue anak perempuan pertama dan suami anak bungsu yang sama-sama tinggal kami saja di dalam keluarga yang belum pernah menikah. Jadi ya sudah dibuat lebih manis sedikit lah. :)




Tantangan dalam Intimate Wedding

Salah satu tantangan mewujudkan intimate wedding adalah menetapkan prioritas tamu mana saja yang akan diundang dan terpaksa tidak dapat diundang. Bukannya kami tidak mau mengundang semua orang yang kami kenal, tapi balik lagi ke kemampuan finansial dan preferensi kami.


Sebagai perempuan yang bisa dikatakan telat menikah dari segi usia, gue tetap mau punya kenang-kenangan pernikahan yang indah, tapi kembali lagi, gue sadar diri dengan kemampuan finansial. Bagi yang sudah pernah menikah atau minimal mengurus pernikahan, pasti tahu pos terbesar dalam menyusun anggaran pernikahan ada di biaya catering atau makanan. Semakin banyak jumlah tamu, semakin banyak pula biaya yang akan dikeluarkan. Berhubung gue bukanlah Nia Ramadhani dan suami gue bukan Adi Bakrie. Ya sudah gue realistis saja.


Maka dengan terpaksa gue harus mencoret banyak sekali daftar tamu undangan yang sudah gue susun bahkan sejak sebelum gue bertemu dengan suami gue sekarang. :D Se-prepare itu gue soal pernikahan dan travelling.


Resikonya sudah jelas ada, buktinya hari pertama gue masuk ke kantor sudah banyak yang mencibir dengan keputusan gue yang tidak mengundang teman-teman sekantor sama sekali. Ditambah protes dari beberapa keluarga yang tidak diundang, sampai di-block di sosmed. Gue harus terima dengan resiko itu.


Balik lagi ke prioritas. Siapa yang paling ingin gue bahagiakan di pernikahan ini?

 

tantangan intimate wedding


Toh mereka yang mencibir ini sudah dipastikan nggak akan punya andil apa-apa dalam hidup gue. Maka dari itulah pentingnya memilih mana saja orang-orang yang sekiranya penting dalam hidup gue dan pasangan yang harus hadir dalam acara tersebut.

 

Konsep intimate wedding memang tidak bisa diterapkan di semua keluarga. Apalagi jika orangtua ada andil dalam pembiayaan pernikahan.  Jadi memang sebaiknya diberi pengertian dengan cara masing-masing ya, gaes.


Kalau kalian bukan tipe orang yang nggak bisa tutup telinga ketika hal itu terjadi pada kalian, gue sarankan tidak usah membuat intimate wedding. Buat gue, terserah orang mau komentar apa, mereka yang cuma bisa komen negatif soal nggak diundang ini nggak akan bantu kalian bayar hutang paska pernikahan akibat memaksakan mengundang banyak tamu. Ingat saja sama prinsip, “My wedding, my rules”.


Rincian Biaya Intimate Wedding

Hal pertama yang harus ditentukan adalah jumlah undangan. Bedakan jumlah tamu dan jumlah undangan. Kalau berdasarkan data tamu saat acara gue, gue mengundang hanya sekitar 30 undangan. Namun jika di-break down, total tamu bisa mencapai 85 orang. Mengapa demikian? Karena 90% isi tamu gue adalah keluarga, jadi dalam satu undangan bisa terdiri dari empat orang atau lebih. Ada yang bawa anak, pasangan, orangtua, mertua, dll. Itulah pentingnya untuk meminta konfirmasi kehadiran maksimal H-3 sebelum acara. Supaya jelas kita mau pesan catering untuk berapa pax.

 

venue intimate wedding bogor

Nah, kendalanya memang tidak semua tamu kita mengerti dengan sistem undangan RSVP seperti ini. Jadi kita sebagai pihak yang menggelar acara, mau tidak mau harus 'menagih' konfirmasi kehadiran kepada para tamu. Karena biaya catering ini merupakan pengeluaran paling memakan porsi besar dalam budgeting pernikahan. Jadi sebisa mungkin kita bisa tahu di awal. Kalau tidak ada konfirmasi, lalu tiba-tiba para tamu datang dengan 10 anggota keluarga, apa tidak pusing kepala ngana di pelaminan? :D

 

venue intimate wedding di bogor

Kebetulan gue dapat venue di Teras Dara Restaurant & Lounge, Bogor, kurang lebih semingu sebelum hari H. Alhamdulillah gue, suami, keluarga, dan teman-teman yang hadir merasa puas dengan pemilihan venue ini.


Gue pernah makan malam di resto ini pas pandemi bareng keluarga. Kami terkesan dengan makanannya dan tempatnya. Pas sedang cari venue pernikahan di Bogor, Teras Dara ini masuk ke dalam hasil pencarian.

 

biaya intimate wedding di restoran
Biaya pengeluaran untuk seserahan tidak dimasukkan

Gue dan suami langsung menemui manajernya untuk menanyakan perihal harga dan fasilitasnya. Mereka punya paket wedding, engagement, dan birthday. Berhubung tamu undangan gue kurang dari 100 orang, jadi kami diarahkan untuk memilih paket engagement/birthday yang dikenakan Rp. 9,500,000 untuk 50 pax, berhubung tamu gue ada 80 pax, jadi sisanya yang 30 pax dikenakan biaya Rp. 110,000/pax.


Harga paket tersebut belum termasuk menu gubukan dan tambahan air minum berwarna, jadi hanya disediakan air mineral free flow. Jadi gue sepakat untuk menambahkan menu ice cream dan es jeruk. Untuk isi paket makanan bisa kalian diskusikan langsung ke pihak restoran. 

 

dekorasi pernikahan di bogor

Harga tersebut juga sudah free dekorasi yang bekerjasama dengan @daradecor.id. Gue tinggal memberitahukan color palette untuk tema dekorasi, memilih model pelaminan, mau di mana peletakan meja prasmanan.


Buat gue yang malas ribet, sudah merasa cukup terbantu banget sama servis dari pihak restoran. Manajernya, Pak Ade, juga cepat tanggap, jadi komunikasi bisa berjalan lancar.


Sebenarnya dari pihak resto juga bisa menyediakan MC dan fotografer, tapi gue kurang cocok untuk harganya. Jadi gue dibantu oleh adik gue, Riza, untuk mencarikan MC dan fotografer. Alhamdulillah tim yang dicarikan oleh adik gue ini juga memuaskan hasil kerjanya. 

 

MUA murah Jabodetabek
MUA Tangerang Bogor

 

Salah satu penghematan terbesar gue ada di MUA. Alhamdulillah adik gue side hustle-nya adalah sebagai MUA. Gue percayakan saja hari terpenting dalam hidup gue di tangannya. Alhamdulillah juga banyak yang memuji hasil riasaannya, pada bilang pangling, katanya. Kalian ck aja portfolionya di @rizani.makeup


Karena dia secara tidak langsung jadi 'vendor', rekanan untuk hijab-do, asisten untuk MUA keluarga, wedding attire, hena, juga pakai 'harga vendor'. Makanya untuk biaya MUA tidak gue sertakan di rincian budget karena memang gue pakai 'jalur keluarga'. Huahahahaha

 

rekomendasi MC pernikahan di Bogor
rekomendasi mc pernikahan di bogor
Rekomendasi fotografer pernikahan di bogor
rekomendasi fotografer di bogor
rekomendasi fotografer di bogor

Untuk daftar vendor yang gue pakai dalam acara pernikahan ini, akan gue sertakan di bawah ya. Siapa tahu bisa jadi referensi kalian yang sedang merencanakan pernikahan, khususnya di wilayah Jabodetabek. Buat gue pribadi, semua vendor yang gue pakai jasanya dalam pernikahan gue, hasilnya memuaskan semua. Gue sangat berterima kasih sudah dipertemukan dengan vendor-vendor yang kerjasamanya sangat baik dan tanpa drama sehingga bisa membantu gue mewujudkan pernikahan impian.


Jadi bagaimana menurut kalian apakah total biaya yang gue habiskan untuk intimate wedding ini termasuk murah atau mahal? Balik lagi ke kemampuan masing-masing pasangan ya. Karena sejatinya acara pernikahan itu hanya untuk bersenang-senang dalam sehari saja, yang terpenting adalah bagaimana kehidupan setelah acara pernikahan nanti.


vendor pernikahan murah di bogor

0 Comments