Icip-icip Rujak Shanghai Encim

rujak shanghai encim pancoran glodok

Kawasan Pecinan Glodok sudah lama banget pengen gue jelajahi. Namun karena sok sibuk, jadi selalu melewatkan kesempatan untuk eksplor kawasan ini. Belum pernah menyempatkan waktu khusus hanya untuk seharian keliling. Karena bangun kesiangan, jadi banyak tempat kuliner yang terpaksa gue skip. Lebih tepatnya terpaksa nggak jadi gue datangi karena keburu tutup. Nasib sleeping beauty.


Siang itu, gue dan L akhirnya mampir ke salah satu kuliner legendaris yang ada di daerah Pancoran, Glodok. Ada yang sudah pernah nyobain Rujak Shanghai? Lokasinya yang berada di pinggir jalan sebenarnya bakal mudah ditemukan. Hanya saja karena kedai ini konsepnya nggak cuma terdiri dari satu booth saja, jadi gue sempat kebingungan. Nggak ada papan nama yang mudah dilihat pula. Pokoknya kalau kalian kesulitan mencari lokasi Rujak Shanghai, cari saja papan nama “Ayam Kalasan”. Di situlah Rujak Shanghai berada. Kedai ini sederhana banget, penampilannya seperti warung bakso. Nggak ada kesan mewah sama sekali. Bikin gue makin pede, nggak takut bakal bayar mahal. :D

rujak shanghai encim pancoran glodok
rujak shanghai encim pancoran glodok
rujak shanghai encim pancoran glodok

Proses pembuatannya bisa kita lihat langsung, karena boothnya berada tepat di dekat pintu masuk kedai. Hal yang perlu kalian ketahui adalah rujak ini nggak seperti rujak pada umumnya, yang mana menggunakan potongan buah-buahan segar dengan bumbu rujak yang terbuat dari gula merah, kacang, dan asam jawa. Nope! Rujak yang ini beda banget, guys.

Rujak Shanghai menggunakan bahan-bahan seperti ubur-ubur, cumi-cumi, kangkung, dan remahan kacang tanah. Sementara bumbunya kental berwarna merah dan rasanya asam, manis, gurih gitu. Ubur-uburnya sudah dalam keadaan direndam di dalam toples, dan akan dicelup ke dalam air panas selama beberapa detik saja sebelum disajikan. Cumi-cumi berukuran besar sudah terlebih dahulu direbus, sehingga hanya meninggalkan tekstur kenyal sedikit saja. Menurut gue kayaknya malah lebih enak kalau tekstur cuminya masih agak kenyal, jadi ada 'perjuangan' pas mengunyahnya. Sayuran kangkung juga hanya direndam sebentar ke dalam air panas mendidih sesaat sebelum disajikan. Semua bahan-bahan utama dicampur jadi satu ke dalam piring, lalu disiram dengan kuah/bumbu merah, dan ditaburi cincangan kacang tanah.

harga rujak shanghai encim
lokasi rujak shanghai encim

Rasanya gimana, tuh? Perpaduan kuah asam kental dan rasa kacang tanah terasa unik di lidah. Begitu masuk ke dalam mulut, ada perasaan seperti, “Oh ada benda asing nih masuk mulut”. Lidah gue baru pertama kali merasakan cita rasa makanan seperti Rujak Shanghai ini. Gue nggak bilang ini nggak enak lho, ya. Rujak ini bisa gue nikmati, kok. Apalagi tingkat keasaman kuahnya pas dan ada hint kacang tanah yang light di mulut. Memang agak sedikit aneh saat pertama kali nyobain karena belum terbiasa. Tapi secara keseluruhan bisa dinikmati. Mungkin rujak ini bukan tipikal yang orang Indonesia bakal langsung suka, tapi untuk pengalaman baru sih Rujak Shanghai worth to try.

soda badak dan rujak shanghai encim

Oh iya, jangan lupa pesan soda Badak. Buat yang belum pernah cobain, ini sebenarnya minuman jadul yang sudah jarang sekali ditemui di pasaran. Rasanya mirip root beernya AW, tapi lebih enak soda Badak sih menurut gue. Kalau root beer AW kan rasanya kayak balsem tuh. Pokoknya wajib pesan soda Badak deh kalau ke Rujak Shanghai.

Seporsi Rujak Shanghai harganya 35k IDR dan soda Badak 12k IDR. Kedai Rujak Shanghai ini sudah berdiri sejak 50 tahun lalu dan dari dulu rasanya memang sudah seperti itu, nggak berubah sama sekali. Kuliner yang satu ini memang pantas disebut sebagai kuliner legendaris di Jakarta.

kuliner legendaris di jakarta
lokasi rujak shanghai encim

Anyway, ada yang sudah pernah nyobain Rujak Shanghai belum? Gimana rasanya? Bagi yang belum pernah cobain, sekali-kali boleh lah memasukkan kuliner ini ke dalam list kalian.

review rujak shanghai encim




Map





FOLLOW ME HERE
  TWITTER || INSTAGRAM || GOOGLE+

6 Comments

  1. Wah ubur2 >.< belum pernah nyobain. Dia teksturnya kayak apa kak? Kaya cumi gitu kah kenyal2 sulit digigit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih ke lembut gitu, apalagi karena sudah direndam di dalam air dulu.

      Delete
  2. Pertanyaanku adalah, itu Ubur-ubur rasanya gimana? Apa cuma kenyal atau mirip cumi tapi lebih lembek hahahhaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jauh lebih lembek, mungkin karena memang sudah direndam di dalam air terlebih dahulu. Rasanya tawar, aku sih lebih suka cumi. Ada perjuangan pas gigitnya.

      Delete
  3. Gleeeeeeeeeekk kok aku pas ke Glodok gak nemu ginian huvt. Segala jenis rujak adalah makanan kesukaanku, maklum hamil mudah. Eh tapi ciyusan aku belum pernah icip yang pake cumi ubur-ubur dan kroni-kroninya ituuuuuu. Ah nanti ke Glodok traktir aku ke Encim pokoknya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah kok bapak yang ngidam, aku yang bertanggung jawab. T.T

      Delete

Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!