I Shape My World: Berani Bermimpi, Berani Bertindak


“Nggak usah sekolah tinggi-tinggi banget lah, nanti juga ujung-ujungnya ke dapur,” sabda netizen dengan segala firmannya. Setiap insan manusia berhak bermimpi. Tanpa mengenal apakah dia laki-laki atau perempuan. Entah bagaimana jadinya jika Indonesia nggak punya Raden Ajeng Kartini sebagai sosok penggerak emansipasi wanita di Indonesa. Mungkin gue dan teman-teman perempuan lainnya masih dalam belenggu ketakutan untuk bermimpi dan bertindak. Dalam rangka memperingati International Women's Day dan Hari Kartini, Levi’s Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan pesan positif kepada seluruh perempuan di Indonesia yang bertajuk I Shape My World.
i shape my world - levi's indonesia


Sabtu lalu gue hadir dalam event yang diselenggarakan oleh Levi's Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta. Dalam acara ini, Levi's Indonesia mengajak seluruh perempuan di Indonesia untuk berani bermimpi dan bertindak. Ada lima orang wanita yang ditunjuk oleh Levi's Indonesia sebagai sosok inspiratif. Diantaranya yaitu Angkie Yudistia, Mouly Surya, Alamanda Shantika, Kartika Jahja, dan Soraya Cassandra.

Mungkin dari kelima nama yang gue sebutkan, kalian belum mengenal siapa mereka dan apa yang telah mereka lakukan sehingga layak disebut sebagai sosok inspiratif. Sama, gue pun juga berpikir demikian ketika baru tiba di acara tersebut.

Namun begitu diberitahukan apa saja yang telah mereka lakukan, gue langsung terkesima dan terharu. Yup, seterharu itu sampai beneran mau nangis kalau nggak malu lihat di sebelah kanan kiri ada orang.

Kita kenalan yuk, siapa saja para sosok inspiratif yang dimaksud.

i shape my world - levi's indonesia


Angkie Yudistia

Sebagai seorang perempuan yang berkebutuhan khusus, Angkie merasakan sekali susahnya mendapatkan pekerjaan yang layak. Meskipun dirinya adalah seorang yang sudah kompeten di bidangnya . Lalu bagaimana dengan teman-teman berkebutuhan khusus lain yang belum mampu mengeyam bangku sekolah?

Itulah hal yang menjadi keresahannya selama ini. Sehingga akhirnya dia mendirikan Thisable Enterprise pada tahun 2011 yang menjadi jembatan bagi para teman-teman yang berberkebutuhan khusus dengan non-disabilitas.

angkie yudistia - i shape my world

Dia nggak mau orang-orang hanya merasa kasihan dengan kekurangan yang teman-teman disabilitas miliki, cukup berikan kesempatan yang sama agar mereka bisa membuktikan bahwa mereka juga bisa melakukan hal-hal yang teman-teman non-disabilitas lakukan.

Salah satu bukti nyatanya, Angkie kini mampu menyalurkan teman-teman disabilitas untuk bekerja sebagai mitra Go-Massage. Semoga semakin banyak sosok seperti Angkie di Indonesia, ya.


Mouly Surya

Mouly mulai tergerak karena melihat masih sedikitnya jumlah sutradara wanita di Indonesia masih lebih sedikit dibanding sutradara pria. Nggak sedikit perempuan di Indonesia yang diremehkan skill-nya hanya karena gendernya adalah perempuan, bukan laki-laki. Dipandang sebelah mata hanya karena ia seorang perempuan, bukan dilihat dari kemampuan yang dimilikinya. Terdengar familiar, ya?

mouly surya - i shape my world

Apalagi dalam memimpin sebuah tim besar ketika menggarap sebuah film. Mouly menganggap ini adalah sebuah tantangan. Ia tak ingin dianggap sebagai sutradara perempuan, tapi sebagai sutradara tanpa embel-embel gender di belakangnya. Ia ingin dianggap setara dengan sutradara laki-laki karena memiliki kemampuan yang sama.


Alamanda Shantika

Masih bicara seputar kesetaraan gender, perempuan manis bertato ini bergerak di bidang edukasi. Ia telah mendirikan sekolah programmer untuk mendorong perempuan lebih maju.

alamanda shantika - i shape my world

Dunia teknologi yang didominasi oleh kaum pria, juga menjadi tantangan bagi Alamanda. Ia ingin membuktikan bahwa tak perlu takut melangkah ke depan hanya karena perbedaan gender ini. Karena masa depan tak akan berubah jika bukan dimulai dari diri sendiri dulu.


Soraya Cassandra

Kata siapa seorang perempuan yang tinggal di daerah perkotaan nggak boleh turun ke kebun untuk pegang cangkul dan bercocok tanam? Inilah yang ingin dibuktikan oleh seorang Soraya Cassandra. Bukan saja untuk dirinya, tapi ia juga ingin membuktikan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa seorang warga urban pun bisa merawat alam.

Mulanya ia berpikir bagaimana seorang yang terdidik sejak kecil namun nggak bisa merawat alam dan lingkungan sekitar. Dengan panggilan jiwa yang sudah sejak lama ia dengar, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kantoran dan beralih untuk bercocok tanam di kebun miliknya sendiri, Kebun Kumara.

soraya cassandra - i shape my world

Ia melakukan semuanya sendiri, termasuk menyangkul tanah yang lebih identik dengan pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki. Tanpa disadari, perlahan ia pun mampu membuktikan ke keluarga dan orang sekitar bahwa ia bisa melakukan apapun yang ia senangi.

Baginya, setiap perempuan itu punya sisi keibuan yang secara alami sudah ada pada diri kita. Merawat alam bukanlah hal yang susah jika kita mau. Masih ingat istilah “Ibu Pertiwi” atau “Mother of Nature”? Ada konsep “keibuan” atau fimininitas di dalam kedua istilah itu. Jadi bukanlah hal yang sulit bagi seorang perempuan untuk merawat alam.

Soraya percaya bahwa perempuan di mana pun bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan membentuk dunia yang ia mau. Keluar dari zona nyaman bukanlah sebuah halangan, tapi tantangan yang harus dihadapi sebagai jembatan dalam mengejar passionnya.


Kartika Jahja

Kekerasan seksual dan body positivity merupakan dua hal yang paling sering seorang Kartika Jahja suarakan. Melalui music, ia mencoba untuk menyebarkan pesan positif ini kepada seluruh perempuan Indonesia.

Sebagai seorang survivor dan penyintas kekerasan seksual, ia merasa masih banyak masyarakat yang perlu dididik mengenai isu ini dan merangkul serta menyalahkan korban sebagai penyebab kekerasan seksual itu bisa terjadi.

Kasus pelecehan seksual di Indonesia jumlahnya ada banyak banget. Mirisnya, masih banyak masyarakat yang justru menyalahkan pihak korban sebagai penyebab kasus tersebut terjadi. Bukannya malah menyalahkan si pelaku. “Lagian kucing dikasih ikan,” kata netizen yang minta dijahit mulutnya.
Alih-alih melaporkan kasus pelecehan tersebut, si korban malah takut untuk bicara. Jangankan ke pihak kepolisian, untuk cerita ke keluarga saja nggak berani. Karena stereotip perempuan yang selalu dijadikan alasan sebagai penyebab pelecehan atau kekerasan seksual terjadi.


kartika jahja - i shape my world

Kartika pun sempat mengalami kesulitan untuk menceritakan kejadian yang pernah ia alami ke keluarganya. Ia tak berani untuk speak up. Hingga akhirnya ia diwawancara oleh media asing dan diketahui oleh keluarganya. Sampai saat ini pun Kartika masih belum sepenuhnya bisa terbuka dengan keluarganya, karena tiap kali ia membuka obrolan mengenai masalah tersebut, keluarganya selalu mengalihkan topik pembicaraan. Bagi mereka, kekerasan seksual masih merupakan hal tabu dan sesuatu yang dianggap aib.

Padahal hal yang paling dibutuhkan bagi para korban kekerasan seksual adalah tempat mengadu yang bisa mendengarkan tanpa menghakimi. Nggak heran jika banyak yang jadi stress karena hal ini bahkan mengganggu mental mereka.

Menyadari banyak korban-korban yang mengalami hal sama bahkan lebih parah, Kartika coba merangkul dan mengajak mereka untuk “shape my world” dengan cara berekspresi dalam hal positif apapun itu.

Setelah berhasil menjadi penyintas dalam isu ini, bukan berarti Kartika sudah 100% melupakan pahitnya perasaan ketika ia menjadi korban dulu. Rasa trauma dan sakit masih ia rasakan sampai sekarang, tapi ia berusaha bangkit dan mengajak teman-teman lain untuk saling mendukung dan menguatkan. Pesannya yang selalu diingat, “Keep loving, keep fighting.”


I Shape My World: Berani Bermimpi, Berani Bertindak

Dalam event yang gue hadiri minggu lalu ini, hanya Kartika Jahja dan Soraya Cassandra saja yang dapat hadir. Meskipun singkat, tapi banyak pesan positif yang tersampaikan. Kita sebagai perempuan harus dapat bangkit dan berani mengejar mimpi, tak perlu terlalu pedulikan pendapat orang yang pada akhirnya hanya jadi belenggu untuk memberhentikan langkah kita.

Hanya diri kita sendiri lah yang dapat kita andalkan. I shape my world, apa yang telah menjadi mimpi selama ini, hanya gue sendiri lah yang bisa mewujudkannya. Jangan pernah merasa kecil apalagi jika dibandingkan dengan orang lain hanya berdasarkan dari gender dan penampilan. Semua orang punya kesempatan yang sama.


i shape my world

"Sampai sekarang gue belum tahu passion gue apa, jadi bingung," curhat salah seorang teman. Nggak apa-apa jika sampai saat ini kalian belum tahu apa passion yang kalian miliki. Sebab mengejar passion tak pernah mengenal usia.  Jangan pernah takut untuk eksplorasi dan mengekspesikan apa yang ingin kalian sampaikan. Seiring berjalannya waktu, pasti kalian akan menemukan apa passion kalian.

Jika sudah tahu apa passion atau mimpinya, bertindaklah. Karena mimpi nggak akan pernah terwujud kalau kita hanya diam.


Melukis Tote Bag bersama Bartega

Dalam kesempatan kali itu, Levi’s Indonesia juga memberikan kesempatan kepada tamu-tamu yang hadir untuk berkreasi.

Setiap tamu yang hadir diberikan alat-alat yang akan digunakan. Diantaranya yaitu tote bag dari recycle jeans Levi’s, peralatan lukis (kuas dan cat air), serta contoh pola yang bisa dipilih untuk digambar. 

melukis di atas kain jeans levi's indonesia
diy tote bag levi's indonesia

Pada sesi melukis kali ini, dipandu oleh tim dari Bartega yang akan menjelaskan tahapan dalam melukis di atas bahan jeans dan tips-tipsnya seperti membuat warna gradasi dan merapihkan pinggiran gambar.

Ada tiga contoh pola yang bisa diikuti, yaitu gambar burung, bunga, dan matahari terbenam. Namun, para tamu dibebaskan untuk berkreasi sesuai dengan keinginan masing-masing. Berhubung gue nggak berbakat di bidang seni lukis, jadinya gue hanya mengikuti contoh pola saja.

i shape my world - levi's indonesia

Di akhir acara akan dipilih tiga pemenang dengan hasil lukisan terbaik. Meskipun nggak menang, tapi hasil gambar yang gue lukis lumayan lah, nggak malu-maluin amat. :D



*********************************************************************
fashion show levi's indonesia
Senang rasanya isu ini diangkat lagi apalagi oleh sebuah brand yang sudah besar seperti Levi's. Sebelum diadakan di Indonesia. ternyata campaign "I Shape My World" sudah lebih dulu disiarkan secara global. 

Adhita Idris, selaku Country Marketing LS & CO, menyampaikan bahwa Ia berharap dengan adanya "I Shape My World" mampu menginspirasi para perempuan di Indonesia untuk berani bersuara, bermimpi, dan bertindak agar dapat melakukan perubahan. Tak hanya bagi dirinya sendiri, tapi bisa membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Selagi mimpi masih gratis, kenapa harus takut? Share yuk apa mimpi dan passion kalian di kolom komentar dan ceritakan langkah apa saja yang sudah kalian lalui demi mengejar mimpi tersebut!



1 Comments

  1. Menarik membaca sekilas kisah-kisah mereka. Ketika yang lainnya merasa lelah atau sudah putus asa. Orang-orang seperti ini bisa memberi inspirasi untuk kita menjadi lebih baik. Salut!!

    ReplyDelete

Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!