Setelah bahas itinerary trip ke Malaysia selama delapan hari, pasti pada penasaran kira-kira berapa budget yang gue habiskan selama delapan hari di Malaysia? Ini pasti postingan yang paling ditunggu, kan? #GR
Sejujurnya perbandingan harga-harga di Malaysia dengan Indonesia nggak jauh berbeda kok. Jadi nggak terlalu terasa mahal di budget. Untuk kurs, gue pakai kurs rata aja di Rp. 3,500 = RM 1. Biar lebih gampang hitungnya.
Kalau kalian sudah baca postingan mengenai itinerary selama delapan hari di Malaysia, pasti menyadari deh di tiap harinya itu pasti ada disisipkan tempat kuliner. Yup, karena gue perginya bareng sobat badog (Inggrid dan Cing Didi), jadi nggak boleh skip soal makanan.
Sayangnya gue nggak belanja oleh-oleh yang banyak pada trip kali ini. Jadi nggak bisa adain giveaway seperti setelah selesai trip ke Jepang. Mungkin di trip selanjutnya ya.
Total Budget Trip ke Malaysia selama Delapan Hari
Oke, jadi total biaya yang gue habiskan selama delapan hari di Malaysia, sudah termasuk tiket pesawat, hotel, makan, tiket masuk ke objek wisata, sewa sepeda, transportasi, sampai internet itu sekitar Rp. 4,499,403 per orang.
Rincian pos-posnya bisa kalian cek di bawah ya.
Mari gue bahas satu per satu budget segitu habis untuk apa saja dan berapa saja totalnya.
Flight Ticket and Baggage
Bulan Februari lalu, kami dapat tiket promo dari Air Asia untuk tiket pulang pergi Jakarta – Kuala Lumpur – Jakarta sebesar Rp. 800,300. Belum termasuk bagasi.
Gue sengaja beli bagasi terpisah, karena dari pengalaman sebelumnya, begitu ada force major nggak bisa pergi, nggak terlalu banyak yang hangus. Jadi gue beli bagasi menjelang keberangkatan saja. Biasanya sekaligus pas mau check-in online.
Kami beli bagasi dengan kapasitas 20kg dan 25kg untuk pulang. Totalnya kurang lebih Rp. 1,064,800. Lalu kami bagi bertiga. Jadi per orang Rp. 354,933.
Hotel
Selama delapan hari tujuh malam di Malaysia, tentunya kami mencoba menginap di berbagai hotel berbeda. Apalagi kami mengunjungi tiga kota. Dari beberapa hotel incaran kami, ada dua hotel yang harus kami batalkan karena ingin press budget. Seperti The Haven Resort di Ipoh. Walaupun untuk harga per malam masih bisa dibilang nggak terlalu mahal, tapi lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota, jadi akan membuat itinerary kami agak sedikit repot.
The Bed KLCC
Hotel ini punya beberapa tipe kamar. Kami pesan kamar tipe family yang harga per malamnya hanya Rp. 364,946. Bookingnya pas lagi Epic Sale Traveloka waktu itu. Jadi per orang patungannya sebesar Rp. 121,649.
Tempat tidurnya queen dan model bertingkat gitu. Kamarnya nggak terlalu luas, sih, tapi nyaman banget kok. Berhubung Inggrid dan Cing Didi nggak mau tidur di kasur atas, jadinya gue sendirian tidur di kasur atas.
Kamar mandinya sharing dengan tamu lain. Tapi selama menginap di sana, nggak pernah merasakan antri untuk mandi maupun buang air. Staffnya juga helpful banget. Recommended deh! Apalagi lokasinya strategis banget, dekat ke mana-mana.
The Attic Hotel
Awalnya kami booking hotel The Ropewalk Guesthouse, namun ternyata hotelnya habis kebakaran. Gue sudah diinfokan melalui email untuk cancel booking, tapi gue skip emailnya.
Untungnya, ownernya masih punya hotel di lokasi lain dan dia mau bantu kami untuk buka kamar di hotel tersebut. Harganya juga disamakan dengan harga booking sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 784,004 selama dua malam. Jadi per orang kami hanya membayar Rp. 261,335 per roang untuk menginap selama dua malam. Nama hotelnya Attic Hotel.
Lokasinya strategis banget. Tepat di sebelah kedai es krim yang lagi viral di Penang. Mau ke halte bus pun dekat. Salah satu restaurant nasi kandar terkenal juga tinggal jalan kaki saja.
Kamarnya cukup luas, kami beruntung dapat kamar upgrade karena kamar yang triple room di hotel tersebut sedang unavailable. Kamar kami juga punya balkon yang menghadap ke menara Komtar. Blessing in disguise, isn't it?
The Brownstone Hostel
Hotel kami di Ipoh ini juga rekomen. Sudah gue tulis review lengkapnya di blog. Namanya The Brownstone Hostel. Kami menginap di kamar triple room. Harga selama dua malam sebesar Rp. 1,245,000. Jadi per orang patungannya sekitar Rp. 415,000.
Sejujurnya ini adalah hotel termahal selama delapan hari di Malaysia. Kami sudah cek hotel-hotel di sekitar yang harganya mirip-mirip, tapi kondisi hotelnya kurang cocok dengan selera kami bertiga. Jadi boleh dibilang ini yang paling mending deh.
Star Sentral Hotel
Ini adalah satu-satunya hotel yang nggak akan gue rekomendasikan ke kalian. Ini berdasarkan pengalaman pribadi saja ya. Keputusan untuk menginap di sini ada di kalian.
Awalnya kami memilih hotel ini karena lokasinya tepat di depan KL Sentral. Kami ada rencana ke Genting Highlands dan di hari terakhir juga ambil flight pagi. Jadi biar gampang untuk ke airport. Tinggal menyebrang, naik bus langsung ke bandara. Begitulah rencananya dan mengapa kami memutuskan menginap di hotel ini.
Sebelum memutuskan untuk reservasi juga sudah cek review di google. Ada sih review kurang bagusnya, tapi cuma seputar kamar mandi yang becek. Sampai akhirnya kami harus mengalami sendiri.
Di malam pertama, kami check-in sekitar pukul 3 sore. Kamar yang kami booking ini triple room. Setelah check-in juga langsung pergi lagi untuk makan siang. Jadi nggak cek lagi bagaimana isi ruangan dan fasilitasnya. Begitu malam tiba lagi di hotel dan mau mandi, baru sadar ternyata air minum dan handuk hanya diberikan dua buah saja. Padahal seharusnya dikasih tiga. Gue complain di telepon. Dijawabnya cuma sudah habis persediaan handuknya, jadi akan diberikan besok. Oke, masih gue mengerti.
Pas tidur di malam pertama, Inggrid sempat terbangun karena melihat cahaya terang sekali. Tapi karena takut, dia nggak berani cek. Jadi di kamar kami itu ada connecting door. Inggrid curiga kalau connecting door di kamar sebelah ada yang sengaja buka. Paginya kami menduga mungkin tamu di kamar sebelah lagi mabok.
Di hari kedua, kami seharian nggak di hotel karena dari pagi sudah pergi ke Genting Highlands dan baru kembali di malam hari. Sebelum pergi, gue sudah mengingatkan kedua teman untuk mengunci koper pakai pin TSA dan jangan menginggalkan barang berharga.
Pin koper gue bukan pin default lagi dan sebelum pergi meninggalkan kamar juga sudah gue acak nomernya. Namun begitu kembali ke hotel di malam hari, keadaan pin koper gue ada di posisi 000. Gue yakin ada yang masuk dan mencoba peruntungan mengecek isi koper kami semua.
Handuk dan air mineral juga sudah di-restock di hari kedua namun tetap berjumlah dua. Aneh banget, kan.
Belum lagi drama pas mau check-out jam 6 pagi, staff front desk-nya masih tertidur. Kalau nggak ada uang deposit, mungkin kami bisa tinggal pergi begitu saja. Jadi Inggrid membangunkan stafnya dulu yang tertidur di ruangan sebelah.
Begitu dia bangun, bukannya langsung bantu proses check out, malah alasan sistem komputernya nggak bisa connect lah, nggak ada yang ngasih tahu bakal ada tamu check-out pagi lah. Banyak alasan gitu deh, jadi gue omelin dulu. Setelah itu baru deh kembali uang depositnya.
Kami menginap selama dua malam di hotel ini, menghabiskan sekitar Rp. 773,558 per malam atau sekitar Rp. 257,863 per orang untuk dua malam.
Meals & Attractions
Dua pos ini biasanya gue gabung, tapi kalau jalan sama dua teman gue ini sistemnya itu kami mengumpulkan uang di Cing Didi. Jadi tiap makan, masuk tempat wisata, ataupun mau jajan, tinggal potong uang deposit itu.
Nggak semua orang bisa menerapkan sistem kayak gini. Harus pergi sama orang-orang yang benar-benar se-frekuensi. Kami kalau makan, hampir selalu makan tengah, kalaupun nggak, biasanya harga menunya sama. Kalau beda dikit pun, nggak ada yang perhitungan. Nggak mau pusingin uang recehan. :D
Nah, pas baru berangkat itu, per orang setor uang sebanyak Rp. 1,500,000 dan di hari terakhir ternyata kurang, jadi kami setor lagi kurang lebih Rp. 200,000. Itu sudah termasuk budget makan selama trip, masuk ke tepat wisata seperti naik funicular train di Kek Lok Si, naik bebek-bebekan dan sepeda odong-odong di Kek Lok Tong, masuk ke Kellie's Castle, sewa sepeda di Ipoh, sampai beli souvenir magnet di Kellie's Castle. Oh iya, biaya untuk naik grab car dan transportasi masal selama di KL juga pakai deposit ini.
Jadi total biaya untuk makan dan atraksi selama delapan hari kurang lebih sebesar Rp. 1,700,000.
Internet
Kami nggak sewa portable wifi, jadi beli sim card di e-commerce. Inggrid kebetulan punya dua handphone. Jadi hp yang satunya dibuat untuk tathering. Harga sim card-nya Rp. 139,000 dan dibagi bertiga jadi hanya Rp. 46,333 untuk masa pemakaian 7 hari. Jadi di hari terakhir itu kami sudah nggak tersambung ke internet.
Bus Intercity
Untuk perpindahan dari satu kota ke kota lainnya, kami mengandalkan bus antar kota. Dari Kuala Lumpur ke Penang, kami naik bus Aeroline seharga Rp. 210,000. Lalu dari Penang ke Ipoh naik bus Sri Maju seharga Rp. 69,380 dan dari Ipoh ke Kuala Lumpur juga naik bus Sri Maju seharga Rp. 93,000.
Sementara untuk ke Genting Highlands juga naik bus dari KL Sentral. Kami beli tiket bundling yang sudah termasuk tiket cable car, seharga Rp. 152,110 per orang. Total biaya untuk bus-bus ini adalah Rp. 524,490.
*********
Dari kelima pos pengeluaran di atas, sudah jelas yang paling banyak menghabiskan budget selama di Malaysia itu ada di pos makanan dan atraksi. Maklum lah ya tiga orang ini doyan banget makan.
Hotel mengambil posisi kedua dalam pengeluaran selama di Malaysia. Nggak sulit sebenarnya mencari hotel murah di Malaysia. Dari tiga kota yang gue kunjungi, jujur sih agak sulit cari hotel murah yang bagus di Ipoh. Tapi Alhamdulillah hotel yang kami inapi tersebut juga sudah oke kok.
Ada satu poin yang nggak gue masukkan ke dalam pos-pos di atas, yaitu biaya sewa sepeda di Penang. Karena satu-satunya pilihan metode pembayaran hanya menggunakan kartu kredit, jadi bayar masing-masing yaitu sebesar Rp. 17,500.
Maka total keseluruhan budget yang gue keluarkan selama delapan hari di Malaysia yaitu Rp. 4,499,403. Menurut kalian segitu murah atau mahal?
Kembali lagi ya, semua rincian di atas bukanlah satu-satunya patokan. Namun semoga bisa jadi pencerahan buat kalian yang sedang berencana travelling ke Malaysia. Besar kecilnya bisa kalian atur lagi sesuai dengan selera dan keinginan kalian. Semoga membantu ya. Selamat berlibur!
2 Comments
Muraaaah Mbaaa ❤️. 8 hari pulaaa. Aku dan temen2 ngabisin lebih besar pas ke Melaka yg cuma 4 malam kemarin 🤣🤣. Tapi wajar Krn kami beli tiket pesawat juga dadakan, hotel dadakan, jadi nya bengkak 😅😂.
ReplyDeletePengeen bgt ke Ipoh ih.. kalo baca tulisan teman2 banyak kuliner enaknya.
Sereem banget cerita yg hotel itu..aku juga ga bakal mau sih stay kalo ada kemungkinan koper diperiksa. Aku juga selalu kunci koper kalo nginep2 gitu. Kita kan ga tau yaa staff hotel gimana.
Lah suamiku pas inep di Ibis London, tas isi pasport , dompet dokumen, uang, diambil 🤣. Tapi pencurinya agak baik, semua pasport yg ada di tas, dikembalikan ke KBRI inggris 🤣.
Aku juga nggak nyangka cuma habis segitu.
DeleteIya, kulinernya banyak. Cuma nggak seheboh Penang. :D
Aduh... itu pencurinya untung masih ada hati nurani balikin paspor. Kalauu nggak repot banget ngurusnya
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!