Ritual Shalat Safar sebelum Travelling

Sejujurnya gue bukanlah orang yang alim apalagi fanatik terhadap agama. Sebut saja gue salah satu umat beriman yang masih suka berbuat dosa. Ibadah juga belum sempurna. Sebelum kenal Ulfa (travelmate pas ke Korea Selatan), gue nggak tahu apa itu shalat safar. Jangankan shalat safar, shalat fardhunya aja lewat terus kalau lagi travelling. Alhamdulillah, we crossed the path dan sejak saat itu kalau gue mau jalan-jalan yang lumayan jauh, pasti mengerjakan shalat sunah dua rakaat ini.

 

ritual shalat safar sebelum travelling

Gue gak mau bahas seharusnya seperti apa, tata cara yang paling benarnya gimana. Gue cuma mau sharing pengalaman yang sudah gue jalankan kurang lebih beberapa tahun ke belakang ini dan bagaimana kedahsyatan efek dari shalat ini ketika gue jalan-jalan.



Apa itu Safar?

Menurut Wikipedia, Safar artinya melakukan perjalanan. Sementara orang yang melakukan safar disebut musafir. Bukankah ini terdengar jelas sekali maksudnya?


Menurut kalangan mazhab Hanafi dan Al-Jurhani, safar adalah orang yang keluar dari tempat tinggal dengan maksud melakukan perjalanan selama tiga hari atau lebih. Sementara menurut mazhab Syafi'i, safar adalah keluarnya seseorang dari tempat tinggalnya dengan maksud melakukan perjalanan selama minimal dua hari.

shalat safar sebelum travelling


Nah, kalau bahas hukum Islamnya bakal lebih panjang lagi. Karena ada hukum Islam yang membahas jarak minimal tertentu bahwa kita sudah bisa dianggap musafir. Berhubung itu di luar kapasitas gue, jadi nggak gue bahas lebih lanjut. 

 

Untuk itu, daripada pusing, gue biasanya ambil cara sederhananya saja. Kalau gue pergi keluar kota lebih dari delapan jam atau ke destinasi yang naik pesawat, gue bakal anggap diri gue musafir. Maka shalat safar adalah suatu 'ritual' yang pasti gue lakukan sebelum keluar rumah melakukan perjalanan jauh tersebut. Tapi kalau cuma ke Puncak, Bandung, dan sekitaran Jabodetabek, gue nggak menganggap diri gue sebagai musafir. Fyi, tempat tinggal gue masih di Jabodetabek ya. Maka shalat safar biasanya nggak gue lakukan dan menggabungkan dua shalat fardhu bukanlah kebutuhan.


Kalau destinasinya sudah keluar Pulau Jawa, apalagi luar negeri, sudah pasti gue lakukan shalat safar dulu. Biar hati lebih tenang. Lagipula kalau di luar negeri kan belum tentu mudah menemukan mushola. Entah ini sugesti atau bukan, yang jelas ada kebesaran Allah yang ikut serta melindungi saat kita diperjalanan.



Berdasarkan pengalaman gue, saat gue melakukan shalat safar sebelum perjalanan jauh, ada saja hal-hal yang kadang terjadi di luar ekspektasi. Semenjak gue melakukan 'ritual' ini, Alhamdulillah jalannya selalu dimudahkan.



Kemudahan dan keajaiban apa saja yang gue rasakan dengan shalat safar ini?



Selalu Ditolong Orang & Uang Bersisa Lebih Banyak

Perjalanan ke Korea Selatan pada 2015 ini merupakan perjalanan terjauh gue pertama kali. Mana cuma berdua bareng Ulfa, yang sama-sama belum pernah ke sana. Ditambah lagi budget yang pas-pasan, membuat kami berdua khawatir.

 


Budget perjalanan pun sudah gue atur sedemikian rupa supaya kami nggak kekurangan uang selama di sana. Bagi yang sudah pernah travelling bareng gue pasti tahu persis gue kayak gimana.


Entah mengapa, pas menghitung sisa uang kami setelah beberapa hari di Korea Selatan, kok sisanya lumayan banyak? Dah gitu, selama tujuh hari di sana, Alhamdulillah cuacanya cerah terus. Langit benar-benar clear dan biru banget.


keutamaan shalat safar bagi musafir
Selalu ditolong orang selama di Korea Selatan

Tahu nggak doa gue apa pas habis shalat safar? Gue cuma minta dicukupkan uangnya, bisa beli oleh-oleh, diberi keselamatan, dan dikasih cuaca cerah sampai kami pulang ke Indonesia. Hari terakhir kami berada di Korea Selatan, baru hari itu saja gue lihat langit berwarna kelabu.



30 Menit Lagi Pesawat Berangkat, Masih Diperbolehkan Check-in

Ini gokil, sih. Saat melakukan perjalanan ke Singapura tahun 2016 bareng delapan orang lainnya, gue hampir ketinggalan pesawat. Jadwal pesawat pulang sekitar pukul 17:50 sore. Kami masih berada di MRT pukul 17:15. Gemetar nggak tuh lutut??


Di kepala gue sudah membayangkan harus beli tiket baru berapa juta kalau sampai ketinggalan pesawat. Mana uang juga ngepas banget. Mateng dah!

cara shalat di luar negeri
sebelum tragedi lari-lari menuju check in counter di Singapura

Begitu turun dari MRT, kami langsung bergegas lari menuju counter check in. Mana ada satu bayi dan satu balita. Kebayang nggak rusuhnya kayak apa?


Tiba di counter check-in sudah pukul 17:30. Dengan nafas tersengal, muka memelas, akhirnya petugas check in memperbolehkan kami lanjut check-in meskipun dilayani dengan nada kesal, "Alamak, baru sampai sekarang, pesawat nak terbang". T.T


Kisah lengkapnya sudah gue ceritakan di sini.


Kira-kira doa gue apa selepas shalat safar? Gue cuma minta cuaca cerah dan nggak ketinggalan pesawat. Doa yang sama pun gue panjatkan sebelum travelling ke tiga negara ASEAN (Vietnam, Kamboja, & Thailand). Ini lebih epic.


Namanya berburu promo ya, jadi kadang jam keberangkatannya susah banget dapat yang sesuai keinginan. Masalah dimulai saat beli tiket kepulangan. Rutenya waktu itu adalah Phuket -> Kuala Lumpur -> Singapore -> Jakarta.


Enak ya bisa nambah dua negara. Tapi... Ini dilakukan di hari yang sama. Otak gue langsung puyeng kalau mengingat betapa sempitnya waktu transit.


Kami memilih rute gila kayak gini demi menghemat budget. Karena kalau rute langsung Phuket - Jakarta atau Phuket - Kuala Lumpur - Jakarta, masih lebih mahal ketimbang pakai rute yang dipilih ini.


Gue berdoa sungguh-sungguh supaya waktunya cukup. Saat transit di Kuala Lumpur, masih santai. Kami masih bisa makan siang dulu di airport. Kurang lebih jeda transitnya sekitar 1-2 jam. Nah yang gilanya ini, waktu transit di Singapore hanya 30 menit.

keliling 3 negara asean
Setelah lari marathon di KLIA 2 dan Changi Airport dalam sehari

Jangan ditiru ya apa yang gue lakukan ini. Sumpah, beresiko banget!


Untungnya pesawat yang kami naiki ini, semuanya berangkat dan tiba tepat pada waktunya. Begitu keluar pesawat, kami langsung lari sekuat tenaga. Tahu sendiri kan gate Air Asia di Changi tempatnya di ujung ke ujung banget. Setelah tiba di depan gate keberangkatan selanjutnya, ternyata pesawat yang menuju ke Jakarta delayed. Baru kali ini gue senang banget pas pesawat delayed.  



Sebenarnya masih banyak cerita pertolongan selama travelling yang gue percaya berkat shalat safar ini. Gue merasakan kemudahan-kemudahan yang mungkin dinilai orang biasa aja, tapi begitu merasakan sendiri, pasti bakal terheran, "kok bisa?"

tempat shalat di arashiyama
Numpang shalat di tempat rental sepeda di Arashiyama

Seperti bawa makanan sekoper dan lolos checking pas di Haneda Airport, bagasi kabin over-weighted tapi lolos padahal petugas bandara sudah ngecek sendiri, Nyaris nggak bisa pulang karena maskapai bangkrut, banyak banget deh. Kalau ada yang sudah pernah baca cerita gue hampir nggak bisa balik dari India, pasti tahu benar deh kayak gimana kondisinya. Dari sebelum berangkat pun sudah ada berita maskapai di ambang kebangkrutan, mana jadwal pesawat berangkat sempat di-reschedule berulang kali. Gue masukin ke dalam doa setelah shalat safar aja deh. Semoga bisa kembali ke Indonesia dengan selamat, nggak ada drama yang bikin kantong kering. Alhamdulillah bisa balik ke Indonesia dengan bonus transit di Incheon, Korea Selatan. :D

 

Hal-hal kecil kayak gitu, kalau nggak dikasih kemudahan sama yang Maha Kuasa, pasti bakal bikin perjalanan terhambat. Ya berurusan sama petugas bandara lah, makan waktu pula. 

 

Semenjak merasakan sendiri kedahsyatan shalat safar, gue hampir nggak pernah melewatkan shalat ini tiap hendak berpergian jauh. Jangan lupa doa setelah selesai shalatnya diucapkan juga keinginannya secara detail. Seperti minta cuaca cerah, diselamatkan dalam perjalanan sampai kembali ke rumah, diberi kesehatan, uang dicukupkan, pokoknya harus detail.

susah cari mushola di jepang
Bingung mau shalat di mana pas di Tokyo, akhirnya begini deh

Mungkin yang gue alami terdengar sepele bagi kalian, tapi gue merasakan banget manfaatnya kok. Efek yang dirasakan tiap orang juga pasti berbeda. Toh, nggak semua doa juga langsung diijabah Allah SWT, kan? Tapi kalau niat perjalanannya baik, minta dilindungi dengan sungguh-sungguh, inshaa Allah mah dilancarkan kok perjalanannya. Jangan lupa juga baca doa keluar rumahnya. :)


Anyway, shalat safar ini hukumnya sunnah kok. Jadi nggak ada paksaan untuk melakukannya sebelum travelling. Semuanya balik ke kalian masing-masing ya. Gue nggak mau sok menggurui dengan berbagi tulisan ini. Niat gue cuma mau berbagi pengalaman. Siapa tahu juga membantu kalian nanti di perjalanan berikutnya.


Kalian sudah ada yang menjadikan shalat safar sebagai ritual sebelum berpergian jauh juga kah? Coba ceritain pengalaman kalian gimana ya.


 





0 Comments