Tentang Jakarta

cerita tentang Jakarta

Katanya hidup di Jakarta itu serba mahal, ya?
Katanya gaya hidup orang di Jakarta itu kelewat tinggi, ya?
Katanya orang Jakarta ibadahnya ke mall, ya?
Katanya orang Jakarta itu gaul-gaul, ya?

Dua puluh empat jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Setiap hari menghirup napas ibukota, dan hidup di antara hutan baja. Gak usah diceritakan bagaimana sesaknya paru-paru yang terpaksa harus bercumbu dengan polusi udara dan bisingnya suara klakson sepanjang hari. Bosan gak hidup di Jakarta?


Perlu menarik napas panjang sebelum menjawabnya. Namun, kalian perlu membuka mata lebar, selebar-lebarnya.

eksplor jakarta


Betul, hidup di Jakarta itu serba mahal. Tapi hukum supply and demand, tetap berlaku. Semakin tinggi pendapatan, semkin tinggi pula pengeluaran. Gak usah heran jika melihat harga-harga kebutuhan pokok di Jakarta relatif lebih mahal dibanding daerah lain, karena biasanya diiringi dengan kenaikan pendapatan atau yang umum kita kenal dengan UMR. Coba saja bandingkan dengan provinsi lain.

Semua harga makanan di mall cenderung mahal, tapi tetap saja ada orang yang beli, kan? Tapi jangan hanya melihat orang-orang yang datang ke mall untuk jajan enak dan mahal saja, kalian juga harus melihat orang-orang yang nongkrong di tenda-tenda pecel ayam di pinggir jalan. Di Jakarta itu, ada orang yang kaya banget, sampai yang miskin banget juga ada. Penduduknya majemuk, segala kalangan, ras, dan agama, semua berkumpul di kota ini. Jadi kalau kalian melihat banyak orang jajan mahal di mall, mungkin kalian hanya belum melihat sisi lain kota ini dengan sebelah matamu.

Tingkat stress di Jakarta lebih tinggi dibanding kota lain. Gak ada pegunungan, hutan, kalau pantai mungkin masih bisa ke Kepulauan Seribu, sih. Tetap saja, warganya butuh hiburan untuk menyeimbangkan hidupnya. Jadi gak heran kalau banyak mall dibangun di Jakarta. Percaya deh, gak ada mall yang sepi di Jakarta.

taman suropati menteng jakarta
Taman Suropati Menteng


Hidup di Jakarta harus siap berjuang. Bukan lagi berjuang melawan kompeni, apalagi melawan rasa sakit setelah putus dari doi #eaa. Tapi berjuang untuk naik bus Trans Jakarta, rebutan kursi di gerbong kereta khusus wanita, harus bisa berani marahin pencopet di minibus kopaja, dan apalagi kalau bukan macet yang ada dimana-mana, gak kenal waktu.

Hidup di Jakarta itu, perlahan karakter gue ditempa oleh arus keadaan lingkungan sekitar. Dulu, jauh sebelum gue tinggal di Jakarta, gue takut untuk protes kalau ada orang yang bersikap kurang menyenangkan. Jadi kalau dulu diselak antrian sama orang lain, ya gue diam saja. Mau protes, gak enakan. Kalau sekarang? Hm, ya sudah ketebak lah ya gimana. Pasti langsung protes, "Maaf Mbak, ngantrinya dari belakang, bukan dari samping". Kalau dibalasnya lebih nyolot, gue gak segan untuk balas jauh lebih nyolot, "Baru keluar dari hutan, ya? Jadi gak ngerti antri". Tergantung bagaiman cara lawan bicara membalas teguran gue saja sih sebenarnya. Kalau gue tegur baik-baik, dibalas setidaknya dengan kata'maaf', gue maklumi, mungkin memang orang itu masih bingung. Believe me, ada banyak orang-orang yang lebih sarkas dalam menegur dan membalas teguran dibanding contoh tadi.

Stereotype warga Jakarta cenderung lebih cuek, kurang ramah, apalagi dengan orang asing. Kebanyakan dari mereka aslinya ramah, tapi takut dihipnotis di jalan. Sudah banyak kasus seperti ini. Tingkat kriminalitas di Jakarta cukup tinggi dan beragam kisahnya. Kapan-kapan gue ceritain pengalaman gue berantem sama pencopet di bus, deh. T.T

Jadi gak adil kalau menghakimi seluruh warga Jakarta hanya karena tingkah salah satu warganya yang kurang baik di mata kalian. Gak semua warga Jakarta itu seperti apa yang kalian lihat di televisi. Serba gaul, modern, cuek, dan sebagainya. Gue bukan termasuk yang gaul, kok. Kembali ke pribadi masing-masing individunya.


Macet...

Adakah yang menyadari perubahan wajah Jakarta dalam lima tahun belakangan ini? Armada bus Trans Jakarta sudah mulai banyak, ada penambahan jalur, dan ditambah lagi tersedia bus gratis berupa bus tingkat dan bekas armada Trans Jakarta, yang meskipun sudah 'lapuk', tapi dinilai masih berguna. Kalau gratisan mah semua serba maklum, kok. :D

Bus-bus gratis ini sepertinya baru diketahui oleh masyarakat, padahal keberadaannya sudah ada sejak dua tahun lalu, lho. Kalau lagi bokek, bus-bus ini jadi penyelamat hidup banget! Jalurnya hanya dari Harmoni sampai Bundaran Senayan. Kalau weekend sih sepertinya gak ada, ya? Atau mungkin ada tapi gue gak tahu? Sayangnya, jadwal busnya masih belum jelas, dan frekuensinya cukup jarang.

foto light trails di Jakarta

Sementara bus tingkat, yang dulunya hanya melayani rute Passer Baroe sampai Bundaran Hotel Indonesia, sekarang sudah menambah jalurnya. Ada yang ke Kawasan Kota Tua, dan ada pula yang ke Kalijodo. Pokoknya sekarang transportasi di Jakarta jadi dipermudah. Apalagi sebentar lagi kita bakal punya MRT. Proyek yang digadang-gadangkan sejak pemerintahan Soeharto, akhirnya terwujud juga. Oh iya, satu lagi sih yang paling gue tunggu, yaitu kereta cepat ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. Apalagi lokasi stasiunnya berada tepat di dekat kantor gue. Jadi kalau mau mengejar jadwal penerbangan, bisa langsung cuz naik kereta cepat.

Namun, demi  mencapai kesempurnaan yang hakiki itu #Ahzeik, warga Jakarta harus bergelut dengan jalanan yang tingkat kemacetannya meningkat dua kali lipat. Banyak jalan yang ditutup atau dipersempit guna membangun lorong-lorong MRT. Gak apa-apalah, demi transportasi yang paripurna. Masa gak malu sama negara tetangga yang sudah lebih dulu punya MRT.

Bersabarlah! Hanya itu kunci satu-satunya menghadapi macet sambil menanti rampungnya pembangunan jalur MRT. Gunakan transportasi umum, jangan complain mulu, tapi naik mobil pribadi yang isinya cuma dia seorang. -_- Gimana gak tambah macet kalau satu mobil isinya cuma satu orang. Please deh!


Banyak Alternatif..

sunset terbaik di Jakarta
Sunset di Ancol

Selain mall dan pantai yang butuh effort seperti di Kepulauan Seribu, atau yang komersil seperti Ancol, masih banyak objek wisata lain yang sayang untuk dilewatkan. Gue sudah hampir 10 tahun tinggal di kota ini, belum menjelajah hingga setiap sudutnya.

Kalau kalian penyuka sejarah, Jakarta surganya wisata sejarah. Ada banyak museum, dan bangunan bersejarah yang sarat akan cerita kejayaan di masa lalu. Mungkin ada yang belum baca postingan gue yang ini atau saat hunting foto di Jakarta? Banyak banget tempat yang bisa dieksplor. Beberapa waktu yang lalu sempat tur di Museum Sejarah alias Museum Fatahilah, meskipun belum sempat gue tulis sama sekali di blog ini. T.T

museum bahari jakarta
Museum Bahari Jakarta

Intinya, jangan terburu-buru menilai Jakarta itu membosankan, mengerikan, dan gak menarik sama sekali. Memang sudah berapa lama kalian tinggal di kota ini? Sudah berapa tempat yang kalian jelajahi?

Bagi gue, gak ada tempat yang gak menarik. Tergantung dilihat dari sisi mana. Semua tempat punya karakteristik tersendiri dan gak adil kalau dibandingkan antara kota satu dan kota lainnya.

Jakarta memang membosankan, tapi gue rasa semua tempat juga akan terasa seperti itu. Jika kalian tinggal lebih dari 5 tahun di suatu kota apapun itu, pasti akan merasa mulai bosan. Itulah saatnya kalian plesiran ke kota lain untuk sekedar refreshing.

Jakarta memang membosankan, tapi gak ada tempat senyaman rumah, kan? Kemana pun kaki melangkah, pasti akan selalu kembali ke rumah.

hunting sunset di jakarta


Anyway.. Dirgahayu Jakarta! Semoga semakin baik di setiap tahunnya, gak ada perpecahan di antara warganya, bisa hidup damai, dan bisa menjadi contoh kota yang maju di antara kota-kota lain.

Enjoy Jakarta!




FOLLOW ME HERE
  TWITTER || INSTAGRAM || GOOGLE
email: miss_nidy@yahoo.com

2 Comments

  1. Ka foto-fotonya kece abis! Semoga Malang punya jalan gede-gede+mulus kaya Jakarta, trus transportasinya juga hehe

    ReplyDelete
  2. Tetep jakarta paling seru itu saat lebaran. Hahahaha, banyak foto indah kala sepi :-D

    ReplyDelete

Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!