Japan Travel Diaries - Keliling Arashiyama (Day 5)

keliling arashiyama jepang

Di hari kelima, rencananya gue dan teman-teman mau langsung check out dari penginapan dan menuju Arashiyama, sebuah daerah di pinggiran utara Kyoto. Arashiyama sangat populer karena hutan bambunya yang menawan. Kalian pasti pernah melihat deh foto-fotonya di internet. Seharian itu bakal kami habiskan di Arashiyama saja, sebelum akhirnya berpindah kota ke Osaka. Apakah bakal seseru hari sebelumnya?




Pagi itu gue terbangun paling terakhir. Ternyata tidur di futon bisa nikmat juga. Yaiyalah nikmat, di kosan juga cuma di atas kasur tipis. Pas pembagian kasur, ternyata tempat tidur yang memakai ranjang hanya ada tiga, sisa satu yang lesehan di bawah. Gue lihat Ulfa sudah ada gejala yang menunjukkan dirinya bakal sakit, takut malah makin parah keesokan harinya, jadinya mending gue aja yang tidur di bawah deh.



Rambut nggak ditata aneh-aneh seperti dua hari sebelumnya yang dicatok curly kayak mau kondangan, hanya ditarik ke dalam. Ternyata malah lebih bagus. Hari itu gue mengenakan kaos lengan panjang bergaris-garis merah putih, dengan luaran overall dress, stocking hitam, dan sepatu Oxford. Tak lupa cardigan merah, takut tiba-tiba suhunya dingin seperti hari sebelumnya. Gue sengaja memilih warna merah, karena tahu nanti pas di Bamboo Groove, warna hijau akan mendominasi background foto. Btw, merah itu kontras dengan hijau. Biar stand out aja gitu. #AnaknyaMikirinBanget ?



Apartemen yang kami sewa dibiarkan begitu saja tanpa terkunci saat check out. Kalau yang sudah baca postingan sebelumnya, pasti sudah tahu kenapa. Cuaca cukup terik, matahari terasa hangat saat berjalan menuju Tofokuji Station. Saat sedang menunggu kereta lewat di perlintasan kereta dekat stasiun, ada rombongan cewek-cewek berpakaian heboh. Sebelum mereka bersuara pun, gue langsung bisa menebak asal negaranya. Pasti dari Korea, nih. Benar saja, begitu mereka mulai memonyong-monyongkan mulut, langsung terbukti benar tebakan gue. Setelah lima hari di Jepang, mulai kelihatan jelas deh perbedaan gaya anak muda Jepang dan Korea Selatan. Dari sekali lihat saja pasti sudah ketahuan.


peta arashiyama



Perjalanan Menuju Saga-Arashiyama


Getting There: Naik kereta JR Line. Transit di Kyoto Station (Nara Line), lalu lanjut naik lagi (San-In Line). Setelah enam kali melewati stasiun pemberhentian, sampailah di Saga-Arashiyama Station. Tarifnya ¥240 (sekitar Rp. 31,200). Durasi perjalanan kurang lebih 30 menit.



Arashiyama mempunyai dua stasiun, yaitu Saga-Arashiyama Station dan Arashiyama Station. Kalau mau lebih dekat ke Bamboo Groove, sebaiknya turun di Arashiyama Station. Tapi begitu cek google maps, rekomendasinya mengarahkan kami untuk turun di Saga-Arashiyama Station (berdasarkan tarif lebih murah). Bisa juga naik bus, namun dari tempat kami menginap rutenya lebih mudah jika naik kereta JR Line.


Rute yang kami ambil harus transit dulu di Kyoto Station. Kalau saja waktunya cukup, gue mau banget eksplor Kyoto Station dulu. Soalnya desainnya bagus banget pas gue lihat di google. Karena takut kesiangan sampai di Arashiyama, akhirnya gue mengurungkan niat itu. Kelak kalau gue balik lagi ke Jepang, Kyoto Station bakal masuk itinerary gue deh.




Perjalanan menuju Saga-Arashiyama Station ternyata nggak membutuhkan waktu lama. Kereta yang kami naiki juga modelnya seperti kereta ekonomi luar kota di Indonesia. Kursinya saling berhadapan gitu. Begitu sampai di Saga-Arashiyama Station, gue langsung melihat kereta wisata Sagano Romantic Train yang sedang terparkir manis di sebelah rel Saga-Arashiyama Station. Untuk kereta wisata ini, stasiunnya berbeda dan bersebelahan dengan Saga-Arashiyama Station. Satu lagi nih yang bakal gue masukkan ke itinerary selanjutnya kalau ke Jepang lagi. Gue bakal naik Sagano Romantic Train pas Autumn. Boleh minta aminnya, saudara-saudara?





Sewa Sepeda Keliling Arashiyama


Hal yang pertama dilakukan adalah mencari coin locker. Sudah tiga hari berturut-turut selalu direpotkan mencari coin locker yang kosong. Begitu pun yang kembali terjadi di Saga-Arashiyama Station. Locker ukuran large sudah terisi full semua. Menurut saran seorang petugas stasiun, kami diarahkan untuk keluar stasiun. Karena nggak jauh dari sana, ada tempat penitipan koper.


Coin Locker di Saga-Arashiyama Station


Berjalanlah kami ke sana. Jaraknya cukup dekat, lokasinya ada di belakang stasiun. Ada banyak jejeran sepeda di depan tokonya. Sebenarnya tempat penitipan ini merupakan tempat penyewaan sepeda. Tapi juga bisa menitipkan koper atau tas. Tahu nggak harga sewa untuk koper ukuran large berapa? Cuma ¥300 doank! Jauh banget selisihnya dengan di stasiun yang harganya ¥800. Seandainya ada tempat penitipan loker seperti ini di seluruh Jepang.


Gue dan Ulfa sudah berniat untuk sewa sepeda pas di Arashiyama. Jadi sekalian deh gue tanya berapa harga sewa sepeda untuk keliling Arashiyama. Ternyata harganya ¥1000 dan harus dikembalikan tepat pukul 5 sore. Jadi jika kalian mau menyewa sepeda juga, lebih baik datang sepagi mungkin, biar puas. Soalnya gue tiba di Arashiyama sudah siang. Tanpa pikir panjang, langsung gue bayar uang sewa sepedanya saat itu juga sebagai tanda setuju. Mereka hanya meminta passpor untuk difoto pas bagian biodata saja.



Gue juga diberikan peta Arashiyama dan diberi tahu di mana saja lokasi tempat parkir sepeda, serta jalan-jalan mana saja yang nggak boleh dilewati sepeda. Salah satunya adalah di Bamboo Groove. Jadi saat di Bamboo Groove nanti, sepedanya harus dituntun.


pengalaman sewa sepeda di arashiyama


Di depan tempat penyewaan sepeda itu, gue dan Ulfa berpisah rute dengan dua teman yang lain. Karena mereka nggak bisa naik sepeda dengan lancar, daripada membahayakan memang lebih baik nggak usah. Sepeda-sepeda yang disewakan juga nggak boleh dinaiki dua orang.





Mencicipi Kopi Hits


Setelah berpisah, gue dan Ulfa mengayuh sepeda menuju Sungai Katsura. Di dekat sana ada kedai kopi yang sangat terkenal, namanya %Arabica Coffee. Tapi nggak seru kan kalau nggak nyasar. Kami malah masuk ke gang-gang perumahan yang bentuk rumahnya mirip banget seperti di serial Doraemon. Seandainya pas lagi nyasar gini bisa berpapasan dengan Nobita dan Giant. Kak Giant, ini Jaiko pulang kampung, kak..



Suasananya malah seperti sedang Autumn, warna pepohonan hijau dengan gradasi kecokelatan. Perasaan tenang dan damai disertai langit yang agak mendung menyambut kami siang itu. Saking enaknya keliling di daerah perumahan yang ada di sana, sampai nggak sadar kalau sedang nyasar. Tapi daripada semakin jauh nyasarnya, akhirnya gue cek google maps lagi dan kami diarahkan untuk kembali ke jalan yang benar. Sepeda berjalan di pinggir Sungai Katsura, beriringan dengan mobil-mobil mewah yang atapnya terbuka. Bukan, bukan mobil losbak yang buat mengangkut pasir. Mobil mewah lah pokoknya. Dari sini saja gue sudah bisa menebak seberapa tinggi taraf hidup orang-orang di Arashiyama. Bok, nggak ada mobil jelek sama sekali di sana.


togetsukyo bridge in arashiyama


Lokasi %Arabica Coffee nggak jauh dari Togetsukyo Bridge. Begitu sampai sana, gue bertanya kepada salah seorang tukang becak ganteng yang kelihatan lagi mangkal, “Sumimasen, may I know where is parking lot for bycicle?”. Ternyata nggak ada parkiran sepeda di dekat sana. Di Jepang, sepeda pun nggak boleh parkir sembarangan. Kalau ketahuan bisa kena denda. Akhirnya gue dan Ulfa sepakat untuk mencari parkiran, lalu jalan kaki lagi ke %Arabica Coffee.



Parkiran sepeda ada di dekat sebuah bangunan, seperti mall tapi nggak terlalu besar. Masuknya lewat samping bangunan itu. Gue baru tahu belakangan kalau bangunan itu ternyata Arashiyama Station. Biaya parkirnya sekitar ¥150 (kalau nggak salah ingat) dan dibayar begitu sepeda mau diambil nanti.


parkir sepeda di arashiyama
explore arashiyama japan
explore arashiyama japan
explore arashiyama japan
jalan-jalan seharian di arashiyama jepang


Setelah memarkirkan sepeda yang ternyata prosesnya mudah banget, kami jalan kaki menuju %Arabica Coffee lagi. Sepanjang jalanan yang ada di sana dipenuhi toko-toko souvenir dan restaurant. Ada banyak jajanan ala Jepang yang menggoda dan lebih murah dibandingkan dengan harga jajanan yang ada di Fushimi Inari. Mochi di Arashiyama hanya ¥240 saja, sementara di Fushimi Inari ¥400.


antrian di %arabica coffee arashiyama
pengalaman ngopi di pinggir sungai di arashiyama
haga %Arabica coffee di arashiyama
%Arabica Coffee Arashiyama


Begitu sampai di depan kedai kopi, gue dan Ulfa langsung masuk ke dalam antrian. %Arabica Coffee ini selalu ramai dan antriannya mengular. Tapi nggak usah ilfeel duluan karena melihat antrian panjang ini. Sebenarnya prosesnya lumayan cepat kok. Gue mengantri sekitar 30 menit sampai di meja barista. Nggak bakal terasa lama kok, soalnya antri di Jepang tuh enak, nggak bakal ada drama karena diselak. Ditambah pemandangan Sungai Katsura dan orang-orang yang hilir mudik di sana bikin mata adem.



Setelah 30 menit, akhirnya kami sampai di hadapan barista. Gue pesan iced coffee latte seharga ¥500, sementara Ulfa order yang hot. Saran gue, pesan saja yang hot, karena yang pakai es bakal terasa sangat dingin karena ditambah udara Arashiyama yang sejuk.


lokasi %arabica coffee
jalan-jalan di arashiyama
jalan-jalan di arashiyama


Setelah berhasil mencicipi kopi hits di Arashiyama, gue dan Ulfa duduk-duduk santai di pinggir sungai. Kemudian ada seorang kakek duduk di sebelah kami sambil membawa stroller. Wah, ini dia bawa cucu apa anaknya ya? Kalau anak, apa nggak ketuaan?, pikir gue dalam hati. Pas kami tengok isi strollernya, ternyata anjing peliharaan. Lahhh



Si kakek ramah banget. Meskipun nggak bisa bahasa Inggris, dia mempersilakan kami untuk menggendong anjingnya. Apa daya, karena takut kena air liurnya, jadi kami berdua hanya godain anjingnya dari jauh. Sumpah lucu banget sih anjingnya!


pengalaman sewa sepeda di arashiyama kyoto
restaurant in arashiyama
togetsukyo bridge
sakura in arashiyama japan




Menikmati Pemandangan di Arashiyama Park & Kameyama-Koen


Setelah dirasa cukup istirahatnya, kami jalan lagi menyusuri pinggir sungai. Belum tahu bakal berujung di mana. Ada banyak pasangan dan keluarga yang menyewa perahu untuk menikmati Sungai Katsura. Kalau nggak salah lihat di loket penyewaan perahu, harganya sekitar ¥1,400 per jam (sekitar Rp. 182,000). Suasananya dijamin bakal romantis, deh! Ada yang pernah nonton The Notebook yang diperankan Ryan Gosling? Nah seperti itulah suasananya.


romantic boat in arashiyama

arashiyama park
minum %Arabica Coffee di Arashiyama
pengalaman sewa perahu di arashiyama
pengalaman sewa perahu di arashiyama
romantic boat in arashiyama
romantic boat in arashiyama


Gue dan Ulfa akhirnya duduk-duduk lagi untuk menikmati Sungai Katsura sambil menghabiskan sisa kopi. Di tempat gue duduk kali ini, suasananya lebih syahdu. Kalau di depan %Arabica Coffee lebih ramai, nah di sini lebih tenang suasananya. Sesekali bapak-bapak yang sedang mendayung perahunya menyapa kami dengan senyum. Kalau kalian sampai saat ini masih ragu untuk travelling ke luar negeri hanya karena takut nggak bisa bahasa Inggris, percayalah kalau bahasa bukan suatu penghalang. Selama kalian masih punya tangan, kaki, dan suara untuk berbicara bahasa Tarzan, nggak usah takut! Karena selama di Jepang, banyak orang lokal yang nggak bisa bicara Bahasa Inggris kok dan mereka tetap ramah, malah berusaha untuk berkomunikasi meskipun hanya tersenyum.


romantic boat in arashiyama

sewa perahu di arashiyama
boat reantal in arashiyama
jalan-jalan di arashiyama jepang
lokasi sewa perahu di arashiyama
naik becak jepang di arashiyama
arashiyama park
arashiyama park


Oh iya, di dekat penyewaan perahu ini juga ada tap water. Jadi kalau mau mengisi air minum, cari saja di sekitar area ini. Mau langsung digogok dari kerannya juga terserah. Setelah melewati area penyewaan perahu, jalanan bercabang dua. Kami pilih yang kiri. Di depan kedai makan yang ada tempat duduk lesehannya, akhirnya kami bertemu lagi dengan dua teman lainnya. Mereka baru saja dari Arashiyama Bamboo Groove. Kata mereka, tinggal jalan lurus saja mengikuti jalur.



Jalur yang kami lewati ini lumayan gelap karena tingginya pohon-pohon di sekitar. Konturnya sedikit berundak, jadi harus naik anak tangga. Kalau hujan sih pasti licin banget, soalnya tebruat dari bebatuan gitu.





sakura in arashiyama
spot hanami di arashiyama
kameyama-koen in arashiyama
where to find sakura in arashiyama
getting to kameyama-koen in arashiyama japan


Nggak lama kemudian, kami sampai di Kameyama-Koen, sebuah taman cantik yang gue duga pasti banyak sakura tumbuh saat puncak musimnya. Ada gazebo di sana dan sebuah pohon sakura yang masih mekar. Gue dan Ulfa sepakat untuk makan perbekalan di sana sambil menikmati bunga sakura. Kenapa gue bisa betah duduk berlama-lama di sana? Karena pemandangan seperti itu nggak bakal gue lihat lagi begitu kembali ke Indonesia. Jadi nikmatilah selagi bisa. Meskipun isi kotak makan hanya mie goreng instan, tapi rasanya jadi makin sedap karena pemandangan di depan mata.





Arashiyama Bamboo Goove


Perut sudah diisi dan mata juga sudah puas melihat bunga sakura, kami lanjut jalan lagi. Tanpa terasa ternyata sampai juga di Arashiyama Bamboo Groove. Ini dia gongnya Arashiyama. Jadi jangan heran jika banyak orang berada di hutan bambu ini. Untuk berfoto tanpa ada orang-orang yang mengganggu latar itu adalah hal yang mustahil. Kecuali kalian datangnya setelah subuh. Apa daya, karena gue kesiangan sampai sana jadinya gue edit saja fotonya biar lebih aesthetic.


arashiyama bamboo groove




Jalanan yang ada di hutan bambu ini terbagi dua, untuk pejalan kaki dan khusus becak Jepang. Jalurnya cukup panjang dan bermuara di jalan utama di mana pusat perbelanjaan yang pertama kali gue lewati tadi. Jika kalian memilih rute yang gue ambil tadi, yaitu masuk ke Arashiyama Bamboo Groove dari arah Kameyama-Koen, itu artinya kalian lewat jalur belakang. Terserah kalian mau lewat yang mana. Kalau gue yang ditanya, gue lebih suka lewat jalur belakang. Karena kayak lawan arus, jadi orang-orang yang jalan barengan dengan gue hanya sedikit. Nggak berbondong-bondong seperti melalui pintu masuk. Kalau lewat pintu masuk, lokasinya ada di dekat Tenryu-ji Temple.


arashiyama bamboo groove


Di sini Ulfa sempat minta foto bareng kang becak yang sedang hilir mudik. Awalnya sih basa-basi dulu di mana letak pintu keluar Arashiyama Bamboo Groove, habis itu langsung todong buat foto bareng. Si abang tukang becak ini tanpa segan langsung berpose dengan senyumnya yang lebar sampai matanya kelelep pipi. Baik banget deh! Dia juga ketawa pas gue bilang “Sayonara”, ditimpali Ulfa dengan ngomong, “Sugoi”. Mungkin kalau gue ngomongnya “Ikeh ikeh kimochi”, dia nggak bakala ketawa tapi langsung ngangkut gue dan Ulfa naik becaknya, dibawa pulang ke rumah. T.T Untung nggak keceplosan.


naik becak khas jepang


Arashiyama Bamboo Groove ini bebas biaya atau tiket masuk. Begitu juga dengan Kameyama-Koen dan Arashiyama Park. Ada beberapa kuil juga di sekitar Arashiyama Bamboo Groove, namun gue nggak sempat masuk gara-gara hujan. Yup, tiba-tiba hujan donk!



Begitu keluar dari Arashiyama Bamboo Groove, gue dan Ulfa langsung lari kocar-kacir menuju parkiran sepeda. Untungnya, lokasinya dekat dengan pintu masuk Arashiyama Bamboo Groove ini. Hal yang pertama diselamatkan adalah handphone dan kamera. Urusan kepala nggak ditutupin mah urusan belakangan. T.T


getting to arashiyama bamboo groove


Sempat kebingungan pas mau mengeluarkan sepeda dari parkiran. Karena petunjuk cara unlock sepeda dan bagaimana pembayarannya hanya dijelaskan dengan huruf kanji. Alhasil google translate kembali digunakan. Gue foto tulisannya dan voilaaa sepeda berhasil di-unlock berkat google translate. :D



Kami berdua langsung mengayuh sepeda menuju Saga-Arashiyama Station, lebih tepatnya mau mengembalikan sepeda dulu sih. Karena waktu juga sudah mendekati pukul 5 sore. Begitu sampai sana, belum terlihat dua teman lainnya sampai di sana. Ternyata mereka sedang diajak jalan-jalan masuk ke dalam Museum Kereta Api yang juga merupakan stasiun khusus Sagano Romantic Train oleh petugas yang bekerja di tempat penyewaan sepeda. Gue dan Ulfa pun langsung dipersilakan duduk sambil menunggu mereka datang. 



numpang shalat di arashiyama


Begitu mereka kembali, Rima langsung minta izin untuk numpang shalat. Bapak-bapak yang bertugas di sana nggak fasih Bahasa Inggris. Salah seorang dari mereka memanggil salah seorang wanita dari dalam kantor. Ternyata wanita ini bisa ngomong Bahasa Inggris. Setelah dijelaskan apa maksud kami, si Ibu itu langsung mengerti dan menyuruh temannya memberikan terpal untuk alas kami shalat. Terus kami shalat di antara sepeda-sepeda. Kalau diingat kocak juga, sih. Tapi gue dan teman-teman sangat amat berterima kasih pada mereka. Karena sudah disediakan tempat shalat.

Pas mau pamit pulang pun, mereka membekali kami satu per satu dengan jas hujan warna pink, bahannya bagus pula. Gue bawa pulang tuh jas hujan sampai Indonesia. Semoga kebaikannya dibalas Allah SWT. Amiin.


the best bike rental place in kyoto arashiyama



**************************************


Honestly, kehangatan dan keramahan orang Jepang baru terasa saat gue berada di Arashiyama. Dari bertemu kakek-kakek dengan anjingnya yang lucu, abang becak yang lucu, hingga bapak-bapak yang menganggap kami seperti tamu kehormatannya di toko rental sepedanya.



how to explore arashiyama in one day
how to explore arashiyama in one day



Pemandangan dan suasana di Arashiyama yang syahdu juga semakin membuat perasaan gue yang sejak pagi bawaannya kesal jadi tenang. Adem banget lah pokoknya! Kalau ke Jepang lagi, pasti gue akan singgah ke Arashiyama lagi, kalau perlu menginap deh di sana. See you soon, Arashiyama!


Tepat pukul 6 sore, gue dan teman-teman beranjak ke Saga Arashiyama Station. Oh iya, pas di Saga-Arashiyama Station ini, kami berkenalan dengan cewek, orang Indonesia juga. Ternyata dia lagi solo-backpacking ke Jepang. Kami berpisah di Kyoto Station, karena dia mau ke Kyoto, sementara kami menyambung kereta yang menuju Osaka Station. Satu jam kemudian, tibalah kami di Osaka Station. Kami segera mencari Osaka Tourist Information untuk membeli Osaka Amazing Pass yang akan digunakan keesokan harinya.




beli osaka amazing pass di osaka station

Berhubung tulisan ini sudah lebih dari 2,000 kata. Jadi cerita selanjutnya akan gue sambung di judul berikutnya, ya. :D




Baca juga!

Japan Travel Diaries:
Day 1 ~ Day 2 ~ Day 3 ~ Day 4 ~ Day 5
~ Day 6 ~ Day 7

Japan Travel Hack:
Cara membuat visa Jepang ~ Repot bawa koper di Jepang ~ Sewa kimono di Kyoto ~ Perlukah JR Pass? ~ Sewa WiFi di Jepang ~ Panduan membeli tiket Willer Bus ~ Rincian budget travelling ke Jepang ~ Itinerary trip ke Jepang 11 hari ~ Persiapan sebelum travelling ke Jepang ~ Ide Travel Outfit ke Jepang

11 Comments

  1. woooow.. hits sekali kakak, kalau dilihat-lihat sih emang puas abis sepedaan di arshiyama. Cuaaca bagus, udara yang dihirup masih asik banget, view bagus, ngopi-ngopi asik pula disitu. Beberapa kali pernah liat tukang beca di Jepang, abang-abangnya becaknya katanya sih passionate gitu ya.. eheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tukang becak di sana kelihatan kerja pakai hati. Gue gak pernah ketemu tukang becak yang gak ramah. Meskipun gak naik becaknya pun, mereka ramah-ramah kalau ketemu orang.

      Delete
  2. Ciee yang ngupi sama orang Jepang buahahhahahha.
    Ternyata kamu ke sini buat jelajah desa wisata hahahahhaha

    ReplyDelete
  3. Menyenangkan sekali di Arashiyama yaak. Nuansa Jepangnya dapet bgt. Happy bgt ceritanya. Tapi mau nanya berarti nyewa sepeda deket stasion, nyasar, Lalu parkir deket stasion, ngupi Lalu ke kebon bambu, plgnya dekat stasion lagi? Berarti stasion nya semacem pusat peradaban ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kan di Arashiyama ada dua stasiun, kak. Tempat gue sewa sepeda itu di Saga-Arashiyama Station, sedangkan tempat gue parkir sepeda itu di Arashiyama Station. Nah, kalau Arashiyama Station itu ada di pusat peradaban.

      Delete
  4. Daerah ini tak kepoin karena pengen liat hutan bambunya yang khas. Liburan disini sepertinya akan menyenangkan dan berkesan.

    ReplyDelete
  5. Wih penasaran sama kopinya loh, bambu nya juga bikin mata jadi pengen liat sana. Lokasi yang fotogenik dan rekomended deh.

    ReplyDelete
  6. Wrna baju memang sangat menentukan bagus tidaknya foto yaaaa :p. Aku juga gituuu mba. Jd inget dulu pernah ga peduli ama wrna baju yg dipake. Pergilah aku ke white temple di Chiang Rai, dan aku pake baju warnaaaaa. .... Putih -_-. Pas difoto, lgs nyaru mana temple, mana aku wkwkwkwkwk. .

    Omg, aku lgs pengen masukin arashiyama ke itinku january nanti. Kok baguuus yaaaa. Kalo hutan bambunya sih jujur aja ga tertarik. Tp tamannya td, dan kafe kopinyaaaa :D. Aku penyuka kopi soalnya.

    Kalo orang2 jepang, aku juga seneeeng banget ama keramahan mereka mba. Thn lalu pas di museum doraemon, kita tuh minta izin mau solat. Dan mereka lgs nyediain tempatnya di bagian kayak gudang, tp bersih. Terharu sih.. Memang dasarnya mereka itu ramah2 banget ama turis

    ReplyDelete
  7. Hallo ka.. mau tanya dong
    nah Selama di Kyoto ini kan kk naik kereta mulai dari keluar apartment ke saga arashiyama contohnya. nah itu pake pass apa ya ka?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Kyoto gak beli kartu pass apapun. Soalnya pas dihitung, gak terlalu cuan juga. Jadi beli tiket satuan aja.

      Delete

Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!